[OS] Time Machine into Christmas (YoonWon-TaeTeuk-WookFany Version)

Time Machine into Christmas

YoonWon TaeTeuk WookFany version

yw-tt-wf

kkezzgw art&storyline

Main Cast:

Siwon x Yoona (YoonWon), Donghae x Jessica (HaeSica),Kyuhyun x Seohyun (SeoKyu)

Leeteuk x Taeyeon (TaeTeuk), Eunhyuk x Hyoyeon (HyoHyuk),Yesung x Yuri (Yulsung)

Sungmin x Sunny, Ryeowook x Tiffany (WookFany), Hangeng x Sooyoung (HanSoo)

Genre: Fantasy, Romance, Time Travel

Rated: General

Facebook: Kezia Gabriella Winoto || Twitter: @keziasiwon@yoonakrystal@kkezzgw|| Blog: keziagwkageweyoonwon

Disclaimer: This fanfiction is inspirated by SNSD’s‘Time Machine’ and Barbie’s “Christmas Carol”

Summary: This fanfiction is about 3 girls who have a bad Christmas day because of their boy(s) until they meet 3 kind of fairy in different category (Past, Present, Future).

——————————–

“Jangan menangis terus, Yoona-ya, make up’mu bisa luntur sebelum waktunya. Terlebih lagi hari ini hari Natal” kata Im Jooeun, kakak Yoona. Sedangkan Im Yoona, gadis berusia 23 tahun yang sekarang berada di ruang pengantin tidak menggubrisnya sama sekali dan malah terus menangis.

Jooeun merasa iba dengan adik semata wayangnya itu, dia mengerti Yoona sama sekali tidak memiliki perasaan terhadap Lee Minho, calon suami Yoona yang mungkin sedang bersiap untuk menuju altar, sama seperti adiknya. Wanita cantik itu menghampiri Yoona lalu memegang bahunya, Yoona menatap kakaknya masih dengan linangan air mata yang tidak bisa dia hentikkan sama sekali, “Eonnie mengerti perasaanmu..karena eonnie juga dijodohkan dengan orang yang sama sekali tidak eonnie cintai, sama sepertimu.”

Yoona mengalihkan pandangannya kearah lain, dia tak sanggup melihat kakaknya yang sekarang ikut menangis, “Eonnie akan memanggilmu jika pemberkatan akan dimulai, tenangkan dirimu, ara? Merry Christmas” kata Jooeun tanpa menoleh lagi kearah Yoona dan langsung pergi dari ruangan itu.

Melihat kakaknya yang sudah berlalu, Yoona mengelungkupkan wajahnya ke meja, tak perduli dengan make upnya lagi. Pria itu memang tampan, baik hati, dan kayaraya, tapi apa yang harus Yoona katakan jika dia tidak mencintainya?

Apakah ini kado Natal yang terburuk yang pernah dia dapat?

**

Bunga –bunga cantik yang ada di sebuah taman kini ditutupi oleh selimut salju yang juga menyelimuti bumi Korea Selatan sejak 2 bulan yang lalu, terlihat banyak anak kecil tersenyum bahagia sambil bermain bola salju dan membuat snowman, sedangkan terlihat banyak wanita dan pria sedang berkencan, ada yang sibuk menggandeng tangan wanitanya, ada yang hanya mengobrol di bangku taman, bahkan ada yang berpelukkan denganmesranya. Siapa yang tidak bahagia di hari Natal yang indah di temani oleh butiran salju yang terus turun?

Kim Taeyeon, hanya tersenyum miris melihat pemandangan di depannya, seakan tidak ingin semakin menatap kebahagiaan orang – orang di sekitarnya, dia berjalan seorang diri tanpa mengenakan jacket, sweater, atau sejenisnya, seakan udara dingin yang menusuk kulit setiap orang tidak mengusiknya.

Dia menatap bunga – bunga mawar yang menghiasi dinding sebuah gereja, teringat saat pertama kali bertemu dengan prianya yang sekarang sudah pergi entah kemana, membuatnya tersenyum miris, namun perlahan setetes air mata menghiasi mata indahnya. Dia mendudukan dirinya di sebuah tangga kecil, air mata pun keluar begitu deras dari pelupuk matanya tak terkendali.

Natal? Apa specialnya?

**

Jika orang –orang memperhatikannya sejak tadi, gadis ini pasti disangka gila, tidak ada pekerjaan yang lain, atau sekedar usil karena sejak tadi dia terus mengelilingitaman ini dengan payung transparan yang dengan setia menemaninya melakukan halbodoh di tengah kebahagiaan orang – orang yang merayakan Natal.

Tiffany Hwang, gadis berparas cantik dengan eye-smile yang terlihat jelas saat dia tersenyum, terus memutari taman kecil ini, matanya tanpa henti melihat jam yang ada di tengah taman dengan tatapan menunggu dan berharap. Berharap pria itu akan datang, seperti dulu.

Janji yang dia ucapkan terus terngiang di benaknya, “Aku akan datang, percayalah, yakso!”

Tiffany membuang nafasnya dengan kasar,“Sampai detik ini, aku belum melihat sesuatu yang kau janjikan”

Natal? Ya, tidak setiap orang merasakannya.

TIME MACHINE INTO CHRISTMAS

Choi Minho tersenyum bahagia melihat salju yang turun sedikit reda dari hari – hari sebelumnya, dia pun langsung menelpon kekasihnya, Jung Soojung, untuk berkencan di hari Natal yang indah ini. Tapi senyumnya terhenti saat melihat kakak laki –lakinya hanya berdiam diri di depan meja makan tanpa menyentuh sendok garpu yang ada di depannya. Minho menghembuskan nafasnya, dia merasa tak enak bersenang – senang diatas permasalahan kakaknya yang tidak ada kunci penyelesaiannya.

Minho menghampiri kakaknya yang masih mematung dengan ekspresi murung, “Hyung, kau tidak makan?”

Choi Siwon—pria itu, langsung menoleh kearah Minho yang sekarang menatapnya iba, pria tampan itu tersenyum tipis, “Tenang saja, aku juga sudah lapar ’kok”

“Aku tahu Hyung sedang sedih sekarang, mianhae tadi aku malah sibuk menelpon Soojung untuk berkencan” sesal Minho, Siwon kembali tersenyum menatap adik laki– lakinya itu, “Mwoya, kenapa kaujadi melankolis begini? Berkencanlah, kurasa cuaca hari ini mendukung sekali,ya kan?”

Tanpa banyak bicara lagi, Siwon bangkit dan berjalan menuju kamarnya, “Hyung, apa kau yakin ingin datang ke pernikahan Yoona Hyungsu? Ah, ani, maksudku Yoona Noona?”Minho menggigit bibirnya sambil merutuki kebodohannya karena masih menambahkan embel-embel Hyungsu dibelakang nama Yoona.

Siwon mengangguk pasti tanpa menoleh kearah Minho, “Mullon, waeyo?”

Minho menatap Siwon tak percaya, “MWO? Hyung! Dangshin micheosseo?!”

Siwon menggelengkan kepalanya tanda dia tidak bercanda ataupun sudah gila, “Dang yeonhaji

“Lalu kau kesana dengan apa? Bukankah mobil kita sudah dijual untuk biaya berobat eomma?” tanya Minho, masih menyuruh kakaknya itu untuk tidak pergi ke pesta pernikahan kekasihnya.

“It’s none of your business, Minho-ssi”

Yak, Eodiga?”

“Hanya ke supermarket lalu membeli kue natal, by the way, Merry Christmas, Minho-ya!”kata Siwon dengan ekspresi gembira lalu pergi meninggalkan apartementnya,sedangkan Mingho hanya bisa mendesah pasrah dengan sikap kakaknya.

**

“Merry Christmas, Oppa!” kata Taeyeon sambil memberikan sekotak gingerbread pada Leeteuk

Leeteuk tersenyum melihat apa yangbaru saja diberikan Taeyeon padanya, “Wow, sepertinya gingerbread buatanmu jauhlebih enak dibanding buatan eomma”

“Of course! Aku sudah menyiapkannyajauh – jauh hari, ayo oppa cepat makan!”

“Leeteuk-ah, jangan melamun terus, makanlah gingerbreadnya” perkataan seorang wanita berusia kurang lebih 55 tahun itu cukup membuat Leeteuk kaget dan mengalihkan pandangannya kearah wanita itu.

“Aku pasti akan memakannya eomma, hajiman….”

“Ah, kau mulai bosan dengan gingerbread? Seingat eomma, kau bilang gingerbread adalah kue favoritmu, iya kan?”

Leeteuk hanya mengangguk pelan sambil mengunyah kue itu dengan sangat pelan, entah kenapa hatinya menjerit histeris saat memakan kue itu, “Oh iya, bagaimana kabar Taeyeon? Kau tidak ingin menemuinya?”

“Aku tidak tahu bagaimana kabar dia sekarang……”

Nyonya Park terlihat kaget, “Mwoya? Bukankah kalian sangat akrab? Atau….kau menyusul kamike Jepang karena dia?”

Leeteuk hanya terdiam sambil mengunyah kembali gingerbread yang ada di tangannya,seakan mengerti dengan jawaban anak laki-lakinya, Nyonya Park tertegun sendiri dan merasa ada yang aneh dengan keduanya.

“Kalian bertengkar?”

**

Seorang pria sedang membereskan pakaiannya lalu memasukkannya ke dalam sebuah koper besar berwarna biru dongker, matanya tak henti melihat jam yang tergantung di dinding kamar dan melirik kalender yang ada di sampingnya, senyuman tak pernah hilang dari wajah imutnya mengingat lusa adalah hari Natal, hari dimana dia harusmemenuhi janjinya terhadap seseorang di sebuah taman, “Hi dude, where are you going?”

Pria itumenoleh tanpa menghilangkan senyumnya, “I had to return to Korea”

“What? Why?”

“Day-2 is Christmas, I’ve made an appointment with someone…”

“Ah, girl? Is she your girlfriend?”

Seketika itujuga semburat merah terlihat jelas di pipi pria itu, “No, but she’ll be my lovely bride!”

“Awww sosweet! Aish today London is really cold, you should wear my scarf.”

“Thank you bro, see you later!”

“See you next time, Ryeowook!”

Dengan sedikit tergesa – gesa, Ryeowook masuk ke dalam pesawat dan melangkah menuju bagian kelas VIP, dia nyaris saja tertinggal pesawat jika dia lebih memilih segelas caramel macchiato , peluh membanjiri keningnya karena terlalu antusias berlari, tapi dibalik itu semua, dia kembali tersenyum saat mengingat siapa yang akan ditemuinya nanti, “Aku datang, Tiffany!”

**

Genangan airmata masih terlihat jelas di pipi Taeyeon saat dia menatap langit di pagi hariyang kini terlihat sedikit mendung, sama seperti perasaannya kini. Kenangan terhadap sosok pria yang selalu mengusik jiwanya sangat sulit untuk diahilangkan, sebuah jam besar yang berdiri gagah di tengah kota kini mengalihkanfocus Taeyeon, “Seandainya aku memiliki mesin waktu untuk kembali ke masa dimana aku bisa bersamanya. Siapapun, berikanlah padaku jika kau memilikinya!”teriaknya histeris tanpa memperdulikan tatapan aneh dari orang – orang yang ada di sektiar taman.

DEG.

Tiba – tiba orang– orang yang ada di sekeliling Taeyeon berjalan dengan sangat lambat, semakin lambat, dan akhirnya mereka berhenti secara tiba – tiba, semua dari mereka.Taeyeon membulatkan matanya sambil meletakkan telapak tangannya di mulutnya yang terbuka lebar karena kaget.

Taeyeon langsung berdiri dan memandangi orang – orang yang sekarang menjadi statis seperti patung, tidak hanya orang, bahkan burung yang sedang terbang di angkasa ikut berdiam diri membuat Taeyeon berteriak ketakutan, “KENAPA INI!? ADA APA SEBENARNYA???” pekik Taeyeon ketakutan.

Tiba – tiba munculah sekumpulan awan besar berwarna kuning keemasan di depan Taeyeon,terlihat percikan kembang api dari dalam awan membuat Taeyeon menangis karena ketakutan, tak lama kemudian muncullah sosok wanita muda dari dalam awan dengangaun emasnya. Wanita itu bagaikan seorang bidadari yang turun dari surga,parasnya yang cantik, gaun emas selutut yang terlihat elegan, tubuhnya yanglangsing bak boneka Barbie, dan sepatu high heels berwarna emas kian menambah kecantikan wanita tersebut. Terlihat sebuah tongkat emas bertatahkan berlian yang sedang dia pegang. Tapi sosok cantik itu tidak sanggup menghilangkan ketakutan Taeyeon yang sekarang berjalan mundur karena ketakutan.

“Merry Christmas, Kim Taeyeon…..”

“KAU SIAPA!?!?! A…ADA APA INI??” tanya Taeyeon dengan terbata sambil menjerit histeris karena ketakutan.

Wanita itu tersenyum lalu menghampiri Taeyeon yang semakin menjauh darinya, “Jangan takut,bukankah kau yang memanggilku?”

Mata Taeyeon menyipit tidak mengerti dengan apa yang dia bicarakan, “Apa maksudmu?”

Wanita itu menggoyangkan tongkat emasnya sehingga terbentuklah sebuah awan, kali ini terlihat Taeyeon yang sedang menangis, “Seandainya aku memiliki mesin waktu untuk kembali ke masa dimana aku bisa bersamanya. Siapapun, berikanlah padaku jika kau memilikinya!”

“I…itu…a..aku,ma..maksudku..”

“Kau yang memanggilku, bahkan aku bisa tahu apa yang kau paling kau inginkan di duniaini, yaitu masa lalumu sendiri.”

Kali ini Taeyeon mulai berani mendekatkan diri, “Masa..lalu?Maksudmu?!”

Wanita itu untuk kesekian kalinya tersenyum lalu meraih tangan Taeyeon, terlihat jelas Taeyeon menarik nafas sejenak karena masih takut, “Aku akan membawamu ke tempat dimana pikiran terdalammu berada” Taeyeon masih tidak mengerti dengan apa yang wanita itu bicarakan sampai dia merasakan kunang – kunang mengitari sekitar tubuhnya dan dia pun masuk ke dalam awan kuning tadi.

**

Tiffany masih berkeliling taman dengan harapan yang tinggi akan sosok pria yang selalu dia tunggu sejak 2 tahun yang lalu, “Aku akan datang, percayalah, yakso!”

Janji pria itu selalu terngiang di benaknya, memikirkan jika saat ini pria itu menggengam tangannya dan mereka akan bernyanyi bersama seperti dulu, betapa indahnya Natal tahun ini, dia ingin merasakan kebahagiaan yang orang – orang dapatkan di hari Natal, keajaiban Natal.

Matanya menatap jam yang berada di tengah taman dengan seksama, “Seandainya aku bisa mengendalikan waktu, seandainya aku memiliki mesin waktu saat ini. Mungkin aku bisa tahu apa yang sedang dia lakukan saat ini”

SRET~~

Tiba – tiba seluruh makhluk yang ada di taman perlahan memudar, seakan pergi meninggalkan sosok Tiffany yang terkejut saat menyadarinya. Orang, binatang, benda mati, danyang lainnya kini berubah menjadi warna hijau, tidak ada lagi warna pelangi,tidak ada lagi warna yang lain selain hijau.

“AAAAAAAA!!” Tiffany memekik ketakutan lalu menutup payungnya dan mulai berhati – hatisambil menepuk – nepuk kepalanya, berharap ini hanyalah mimpi. Bahkan salju –salju yang berwarna putih pekat tiba – tiba menghijau seperti diberi klorofil, Tiffany masih merasa tidak percaya dan terus saja memandangi sekitarnya.

Lebih anehnya lagi, seluruh pohon yang ada di sekitar Tiffany berjalan mendekatinya membuat Tiffany berlari terbirit – birit menjauhi sekumpulan pohon itu, dia menangis histeris karena ketakutan, tak sengaja kakinya menginjak batu kecil membuatnya hilang kendali dan terjatuh di tumpukan salju hijau sambil menangis,“PERGI! PERGI!”

“Easy now guys! It’s Christmas isn’it?” seorang wanita bertumbuh gempal datang dari atas dan menegur ‘pasukannya’ karena sudah mengganggu Tiffany.

Tiffany mengerjap – ngerjapkan matanya seakan tidak percaya dengan apa yang baru dia lihat, wanita gempal itu memakai proofy dress berwarna hijau dengan motif dedaunan di sekeliling dress, rambutnya di biarkan tergerai indah, tangannya memegang sebuah tongkat yang berlapis berlian berwarna hijau muda, Tiffany semakin bingung dengan apa yang baru saja dia lihat, “Apakah aku sedang bermimpi?” gumamnya dengan sangat pelan, namun wanita itu tetap mendengarnya dan hanya tersenyum.

“Merry Christmas, Tiffany Hwang!”

Tiffany langsung membuka payungnya dan menunduk tak berani melihat wanita itu,“Ba…bagaimana kau bisa tahu namaku? SIAPA KAU??” Tiffany menjerit dibawah payung transparannya.

Tapi tiba – tiba payung itu terbang dengan sendirinya membuat Tiffany semakin ketakutan, “Ampuni aku, aku bersalah…aku tahu aku bersalah!”

Kini, wanita itu tertawa renyah mendengar ‘doa’ Tiffany, “Kau tidak bersalah, Chagi.Bukankah kau yang memanggilku?”

“Aku tidak pernah memanggil siapapun….” Katanya, ragu.

Wanita itumenggoyangkan tongkat hijaunya sehingga terbentuklah sebuah awan, kali ini terlihat Tiffany yang sedang berjalan di taman sambil memegang payungnya,“Seandainya aku bisa mengendalikan waktu,seandainya aku memiliki mesin waktu saat ini. Mungkin aku bisa tahu apa yangsedang dia lakukan saat ini”

“Me…mengapa…ka..kau…bi…bisa…..”

“Karena kau memanggilku. Aku tahu apa yang paling kau pikirkan sekarang, yaitu hari ini. Masa kini.”

Tiffany mengerutkan dahinya bingung, “Apa maksudmu dengan ….masa kini?”

Wanita itu menggoyangkan tongkatnya dan dedaunan pun mulai berterbangan mengleilingi sosok Tiffany yang masih sangat ketakutan, tak dapat menghindar lagi, Tiffany pun pasrah ketika dedaunan itu membuatnya terbang dan akhirnya masuk ke dalam awan berwarna hijau tua.

**

Yoona sibuk memainkan ponselnya, dia menunggu seseorang menghubunginya, berharap orang ituakan mengajaknya melarikan diri dan pergi meninggalkan Korea Selatan, setelah itu mereka akan hidup bersama dalam kebahagiaan abadi seperti cerita – cerita dongeng anak – anak.

Tapi semuaitu hanyalah khayalan seorang Im Yoona, karena Choi Siwon —kekasihnya, tidak mungkin melakukan hal-hal seperti itu, justru kekasihnyalah yang menyuruh Yoona untuk menerima perjodohan ini dan menikah dengan pria pilihan orangtua Yoona.

Matanya memandang lurus ke depan cermin, membayangkan kejadian yang menyakiti hatinya

FLASHBACK

“APA PRIA SEPERTI INI YANG KAU PILIH?LEE MINHO JAUH LEBIH BAIK DIBANDINGKAN BOCAH INI, IM YOONA!” jerit Tuan Im dengan amarahnya yang meledak setelah Yoona membawa Siwon ke rumahnya untuk menemui orangtuanya.

“Appa tidak tahu apa – apa tentang dia! Dan…tidak ada yang berhak mengatur hidupku kecuali diriku sendiri!” kata Yoona tidak mau kalah membuat amarah Tuan Im semakin menjadi – jadi.

“MWOYA? JADI KAU SUDAH BERANI TERHADAP APPAMU INI? HEUH?” tangan Tuan Im nyaris menyentuh pipi Yoona sampai sebuah tangan kekar menggagalkan usahanya, Tuan Im melirik sinis kearah Siwon yang sekarang sedang berusaha menolong Yoona.

Siwon tersenyum tegar lalu melepaskan genggaman tangannya, “Jwesonghamnida, kau tidak perlu menyakitinya, aku akan pergi” katanya kembali tersenyum lalu berjalan keluar dari rumah Yoona.

Seakan tidak terima, Yoona berlari mengejar Siwon, “Oppa! Oppa! Siwon oppa!”

Siwon berhenti saat Yoona langsung mencegat langkahnya, terlihat mata Siwon sudah memerah menahan tangis, “Apa yang kau lakukan disini, Yoong? Kembalilah, oppa ingin pulang”

“Aku tidak mau melakukan ini, Oppa. Percayalah padaku” kata Yoona dengan keras.

Siwon menggelengkan kepalanya tanda tidak setuju, “Mau atau tidak mau, kau harus menjalaninya, Yoong. Mungkin dia memang lebih pantas bersamamu.”

“Aku sudah merelakanmu, pergilah”

Yoona merasa hatinya kembali teriris saat teringat bayang– bayang itu, saat dimana Siwon mulai menjauh darinya dan berusaha melupakan cinta mereka untuk menghormati keputusan orangtua Yoona, Yoona memijat pelipisnya yang terasa nyeri jika mengingat kejadian itu,”Seandainya aku bisa mengendalikan waktu,seandainya aku memiliki mesin waktu. Mungkin aku bisa tahu apa yang aku alami di masa depan, apa yang kekasihku alami, apa yang akan terjadi dengan kisah cinta kita”

TIK.TIK.TIK.TIK

Tiba – tiba munculah plak – plak berwarna merah di sekitar Yoona membuat Yoona terperanjat kaget dan langsung menjauhkan dirinya, punggungnya membentur tembok cukup keras hingga Yoona meringis kesakitan sambil memegangi bahunya, titik – titik merah itu tidak menghilang, justru titik – titik itu semakin membesar dan berkembang, membuat Yoona terhimpit dan berteriak – teriak ketakutan, “TOLONG! TOLONG AKU!”

BRAK~

Pintu pun terbuka dan muncullah 2 bodyguard yang sejak tadi terus menjaga Yoona di luar, kedua tangan mereka terlihat memainkan sebuah pistol dan mencari – cari sumber permasalahan mistress mereka.

Tak lama, munculah seorang wanita bertubuh langsing dan tinggi dari dalam titik – titik merah itu dengan dress selutut berwarna merah miliknya, paras cantiknya tak tampak jelas karena dia memakai penutup kepala berwarna senada dengan dressnya, tangan kanannya memegang sebuah tongkat berwarna merah darah dengan hiasan batu permata merah di bagian ujung.

“Hah, mereka ini menganggu saja.” kata wanita itu santai lalu mengayunkan tongkatnya dan membuat orang – orang yang ada di sekitar Yoona menghentikan aktivitasnya dan statis seperti patung. Yoona menutup mulutnya dengan telapak tangannya, dia tidak menangis ataupun menjerit, dia merasa ini adalah sebuah mimpi.

Wanita itu mengalihkan pandangannya kearah Yoona yang sekarang sedang memandangnya dengan tatapan bingung, dia pun tersenyum ramah sambil membuka penutup kepalanya, “Merry Christmas, Im Yoona”

Yoona tidak meresponnya sedikitpun dan malah mendudukan dirinya di lantai sambil memegangi kepalanya, “Apa aku sedang bermimpi? Seingatku Soojung tidak pernah menunjukkan film barbie terbaru miliknya lagi” gumaman Yoona terdengar oleh wanita itu membuatnya tertawa. Wanita itu menghampiri Yoona yang masih menatapnya dengan tatapan tak percaya, “Kau tidak bermimpi, Chagi. Aku memang nyata, buktinya kau melihatku kan sekarang?”

Yoona mengerjap – ngerjapkan matanya, “Kau….sungguh – sungguh…ada?” Wanita itu kembali tertawa mendengar pertanyaan polos dari Yoona, “Hajiman, aku tidak pernah memanggilmu..”

Wanita itu menggoyangkan tongkat merahnya sehingga terbentuklah sebuah awan, kali ini terlihat Yoona yang sedang terduduk di ruang tunggunya sambil menangis,”Seandainya aku bisa mengendalikan waktu,seandainya aku memiliki mesin waktu. Mungkin aku bisa tahu apa yang aku alami di masa depan, apa yang kekasihku alami, apa yang akan terjadi dengan kisah cinta kita”

“Ba….baga…bagaimana caranya ka..”

“Benarkan kau memanggilku? Aku datang kesini ingin menunjukkan sesuatu yang benar – benar kau ingin lihat sepanjang hidupmu, yaitu masa depan”

Sekali lagi Yoona mengerjapkan matanya semakin tidak mengerti dengan apa yang wanita ini bicarakan, “Tentu saja aku tidak pernah memikirkan masa depan” kata Yoona merasa aneh dengan apa yang wanita ini katakan.

Wanita itu meraih tangan kurus Yoona, membantunya berdiri lalu mengayunkan tongkat merahnya sehingga keluarlah sebuah awan merah di depan mereka berdua, Yoona menatap wanita itu seakan meminta jawaban atas apa yang dia alami sekarang, “Kau hanya belum mengenali dirimu seutuhnya, Yoona” kata wanita itu sebelum dia menarik Yoona masuk ke dalam awan merah buatannya.

**

Taeyeon melihat sekelilingnya yang penuh dengan warna kuning, sambil terus memperhatikan ‘lorong’ yang sekarang sedang dilaluinya bersama wanita asing yang tidak di kenalnya, ralat seorang Peri. Diperjalanannya menuju ‘tujuan’, wanita itu memperkenalkan dirinya sebagai ‘Spirit of Christmas Past’ Fairy, yang berarti dia akan membawa siapapun bersamanya ke masa lalu natal mereka, tujuannya tentu saja untuk membantu orang itu merasa lebih bahagia, itulah yang Taeyeon tahu setahu ini.

“Apa…..aku tidak bermimpi?” tanya Taeyeon sekali lagi pada Peri itu.

Peri itu kembali menggoyangkan tongkatnya dan mengarahkannya kearah Taeyeon, “AWWWWWW!!!” pekikan Taeyeon langsung menggema seketika ketika ‘cubitan’ halus dari tongkat peri itu mengenai permukaan kulit halusnya.

“Okay, okay, artinya aku tidak bermimpi, kau memang nyata!” elak Taeyeon sekilas membuat Peri itu kembali tersenyum lalu melanjutkan perjalanan mereka kembali.

“Kita akan kemana?” tanya Taeyeon dengan polosnya.

“Sudah kubilang kita akan pergi ke masa yang paling kau inginkan..”

Taeyeon hanya menatap ke kanan dan kiri lorong kuning itu dengan tatapan penasaran, Peri itu berhenti tepat di sebuah lubang besar yang dihiasi dengan hiasan – hiasan natal di pinggir – pinggirnya, “Gingerbread…” gumam Taeyeon saat melihat hiasan – hiasan di sekitar lubang besar itu. Peri itu mengerti dengan apa yang dipikirkan oleh Taeyeon dan langsung mendorongnya masuk ke dalam lubang bersamanya.

Mereka berdua pun tersungkur ke lantai dengan posisi berlutut, “Aish, seharusnya kau membuatku terbang jika kau memang seorang peri!” protes Taeyeon kesal sambil mengusap – ngusap lututnya yang memerah, tak sengaja matanya menatap ke depan, dia melihat sekelilingnya. Ini taman. Taman yang sejak tadi pagi sudah menemaninya menunggu sosok pria itu. Taman yang menjadi saksi bisu diantar 2 sejoli ini.

Taeyeon bangkit lalu memandang sekitar taman itu, tampak beberapa orang yangdia tidak kenal ada disana, walaupun itu tetangganya sendiri, dia kembali melihat sekelilingnya yang tampak bahagia dengan suasana hari itu.

“Natal di tahun 2009, kau pasti mengingatnya dengan baik…” kata Peri itu dengan sangat pelan seperti sebuah bisikkan.

“Bagaimana aku bisa sampai disini?”

Sebelum peri itu menjawab pertanyaan berulang, tak sengaja Taeyeon melihat seorang pria, bukan, tapi seorang laki – laki berusia 25 tahun sedang terduduk di samping sebuah gereja, terkihat dari tatapan pria itu dia seperti sedang dilingkupi oleh permasalahan yang terpecahkan. Laki – laki itu memakai kemeja putih yang dipadu dengan celana panjang berwarna senada, membuatnya terlihat seperti malaikat.

Tiba – tiba muncullah seorang gadis dengan memakai dress merah bermotif leopardberjalan menghampiri pria itu, atau lebih tepatnya menghampiri tempat dimana laki – laki itu sedang terdiam, terlihat sebuah kotak makanan berwarna cokelat di tangannya. Senyum gadia itu menghilang saat tempatnya (kembali) di tempati oleh pria asing itu.

Taeyeon menahan nafas melihat kejadian itu, kejadian yang tak akan pernah dia lupakan seumur hidupnya. Tak terasa linangan air mata membasahi mata wanita ini hanya dengan hitungan detik. Peri yang ada di sampingnya hanya tersenyum penuh arti saat melihat air mata kebahagiaan yang keluar secara alamiah dari kedua mata Taeyeon, “Ini tahun…2009 kan? 5 tahun yang lalu?”

“Masa ini adalah masa yang paling kau rindukan, dan bisa dibilang adalah masa yang paling membahagiakan dalam hidupmu, artinya kau paling cinta dengan masa lalu”

**

Raut wajah Tiffany terlihat berkerut – kerut kesal karena sejak tadi dia tidak berhasil membuat payungnya tertutup, dengan sedikit kasar Tiffany menarik – narik payung itu sambil sesekali memaki, “Dasar payung menyebalkan! Kenapa kau tidak menghilang selamanya saja?” omelnya tanpa sadar.

TING.

Tiba – tiba payung itu menghilang, seperti apa yang dikatakan Tiffany, gadis itu langsung menoleh kearah peri yang hanya diam sambil menahan tawa melihat kejadian konyol tadi, Tiffany mengembungkan pipinya kesal, “Kembalikan payungku!”

Peri itu mengangkat bahunya tak peduli, “Bukan aku yang melakukannya, jika kau sudah masuk kesini dan mengatakan sebuah permintaan, permintaanmu akan terwujud dengan sendirinya tanpa kendaliku, sekalipun ini lorong pribadiku.” kata Peri itu panjang lebar membuat Tiffany jengah.

“Ya, terserah apa katamu. Aku seperti masuk ke dunia pernovelan, ani, menjadi tokoh utama sebuah novel fantasy yang mendapat gelar International Best Seller!” sindir Tiffany asal yang hanya dibalas dengan senyuman tipis Peri itu.

Tiffany sedang bersama dengan seorang Peri bertubuh gempal yang sepertinya sangat mencintai warna hijau, dia memperkenalkan dirinya sebagai ‘Spirit of Christmas Present’ Fairy, yang bertugas untuk membahagiakan orang – orang yang bersedih di hari Natal dan membuatnya sadar dengan membawa orang itu melewati mesin waktu, seperti yang Tiffany rasakan sekarang. Gadis bermata indah itu mulai memperhatikkan lorong hijau yang sedang dia lewati saat ini, ada banyak sekali garis horizontal yang memiliki angka di setiap sisi, angka 1 sampai angka 24, angka 1 sampai 18 terlihat lebih terang dibanding angka 19 sampai 24, jika sudah mencapai 24 angka, akan ada garis tebal vertikal yang memblokir garis – garis horizontal dan munculah angka – angka dari 1 sampai 735. Tiffany mengerutkan dahinya bingung melihat pemandangan aneh itu.

“Apa maksud dari angka – angka dan garis yang ada di lorongmu ini?” tanya Tiffany secara tidak sadar.

Peri itu mengalihkan pandangannya sekilas, “Ah itu…” katanya menggantung, “Aku sendiri yang mendesainnya. Setiap garis horizontal menandakan 1 jam, dan angka – angka 1 sampai 24 hanya sebagai penjelas dari garis itu, dan garis vertikal itu berarti 1 hari Natal, karena kita sudah mencapai 735, artinya aku sudah membantu orang – orang selama 735 kali dalam 735 tahun.”

Tiffany kembali mendesah tidak percaya mendengar penjelasan aneh namun nyata dari Peri yang berdandan layaknya putri kerajaan Inggris, “Ah lupakanlah, aku pun tidak akan mengerti apa yang kau katakan” kata Tiffany dengan jujur.

Peri itu berhenti di depan sebuah lubang yang dihias dengan kaca – kaca di pinggirannya, “Kau akan tahu masa apa yang paling kau inginkan dalam hidupmu.” kata peri itu sebelum mereka masuk ke dalam lubang itu. Suara tawa renyah terdengar jelas di telinga Tiffany saat kepalanya menciuma permukaan tanah dengan sempurna, Tiffany pun berteriak – teriak jijik sambil mengibas – ngibaskan kotoran – kotoran yang menempel di tubuhnya, “Yak! Kenapa kau tidak membuatku terbang seperti dirimu?” protes Tiffany dengan suara lantang.

“Seharusnya kau memintanya saat kau belum masuk ke dalam lubang dan sebelum kau mencium tanah itu” kata Peri itu polos tanpa dosa, Tiffany meliriknya kesal sambil membersihkan wajahnya yang kotor. Matanya tak sengaja melihat ke sekelilingnya dengan tatapan terkejut yang alami tanpa dibuat – buat.

Dia melihat wajah – wajah baru, bahkan pemandangan yang tak ada sama sekali di Korea Selatan, “Apa itu…Big Ben?” tanyanya ragu. Peri itu mengangguk mengiyakan, “Kau membawaku kemana?”

Peri itu tersenyum penuh arti, “London”

MWO?

**

Peri yang terlihat penuh kedamaian itu pura – pura tidak menyadari kondisi psikis Yoona yang sepertinya hampir gila karena tekanan batin yang dibuat oleh orangtuanya sendiri untuk menikahi laki – laki lain selain Choi Siwon, dia terus saja menggandeng lengan kurus Yoona. Sedangkan gadis itu sibuk memperhatikan sektiarnya, lorong merah darah.

“Kau akan membawaku kemana?” tanya Yoona sedikit ragu.

“Sudah kubilang sejak tadi aku akan membawamu ke masa yang paling kau inginkan, masa depan.” kata Peri itu dengan tenang.

Yoona menggeleng tak mengerti, “Aku masih tidak mengerti mengapa aku bisa disini dan kenapa aku harus melihat masa depanku, sepertinya hal yang paling kuingini adalah meninggalkan pernikahan konyol itu dan hidup bersama pria yang kucintai.”

Peri itu tersenyum santai menanggapi perkataan asal dari Yoona, “Kau masih belum mengenal dirimu sendiri, Im Yoona. Jika itu yang kau inginkan, artinya kau ingin melihat masa depanmu sendiri.”

Yoona mendesah pasrah mendengar perkataan Peri itu, “Hajiman, kenapa kau bisa menemuiku? Apa peri sepertimu banyak di Korea Selatan?” tanya Yoona penasaran.

Peri itu sudah memperkenalkan dirinya di depan Yoona, dia ‘Spirit of Christmas Future’ Fairy, yang bertujuan untuk membuat orang – orang bahagia dengan menyadari betapa indahnya Natal yang mereka alami di masa depan jika mereka menentukan pilihan yang terbaik, dan tentunya sesuai dengan kehendak Tuhan. Yoona masih menunggu jawaban atas pertanyaannya yang cukup membuat Peri itu tersenyum, “Memang banyak, tapi di Korea Selatan hanya aku” katanya santai.

“Apa maksudmu dengan ‘Hanya aku di Korea Selatan‘? Jadi setiap negara hanya memiliki 1 peri sejenis dirimu dan kau hanya membantu 1 orang dalam 1 tahun, dan hanya di hari Natal?” Peri itu mengangguk mengiyakan atas pernyataan Yoona yang sesuai 100% dengan kenyataannya.

“Kau benar, aku berteman dengan 2 peri yang lain, mungkin mereka juga sudah menemukan target mereka masing – masing. Mereka adalah…ah kupersingkat saja, Past and Future Fairy, untuk nama depan….kami bertiga sama” kata Peri itu kembali menjelaskan.

Yoona sedikit memijat pelipisnya yang terasa penuh sesak dengan imajinasinya, “Lalu kenapa kau memilihku? Aku yakin masih banyak orang yang merasa sedih di hari Natal…………dan tentunya memikirkan masa depan”

Peri itu menatap Yoona prihatin lalu tersenyum seadanya, “Kau yakin ingin tahu alasannya?” Yoona mengangguk cepat, “Karena diantara 100 orang yang sedih di hari Natal, dan yang memikirkan masa depan, kau adalah yang paling terpuruk.”

Yoona langsung melirik sinis kearah Peri itu dengan tatapan tajam, “Lucu sekali, intinya kau bilang aku adalah orang paling menyedihkan di hari Natal, ya kan?”

“Tidak juga, setidaknya ada 2 orang lagi yang paling menyedihkan, walaupun mereka memikiran masa lalu dan masa kini.” Yoona membereskan rambutnya kasar, melampiaskan kekesalannya terhadap kepolosan peri ini.

“Oh terserah!” kata Yoona kesal, sedangkan peri itu kembali meneruskan perjalanannya.

Yoona mulai memperhatikan lorong merah yang sedang dilaluinya, jika diperhatikan secara mendetail, lorong itu dipenuhi dengan lubang – lubang putih yang berkelompok di satu tempat, diantara lubang – lubang itu hanya ada 1 yang dilapisi garis – garis merah, seperti di specialkan dari yang lainnya. Yoona merasa tertarik dengan lorong yang sedang dia lewati sekarang

“Mengapa lorong ini banyak sekali lubang? Apa aku sedang masuk ke lorong pembuangan?” tanya Yoona asal.

“Karena ini adalah lorong masa depan. Sejujurnya takdir itu hanya bahasa halus dari masa depan kelam,

walaupun juga bisa masa depan yang indah. Dan sebagai peri, kusarankan kau tidak percaya dengan adanya takdir, karena takdir itu tidak ada, yang ada hanyalah pilihan terbaik untuk masa depan. Dan lubang – lubang itu menandakan kemungkinan – kemungkinan masa depan yang ada di depan mata kita, sedangkan lubang yang diberi garis merah berarti itu adalah masa depan yang menurut kamu adalah masa depan yang terbaik. Tapi tenang, jika kau tidak jadi memilih masa depan itu, kau masih biaa mengubahnya.” terang peri itu panjang lebar membuat Yoona sedikit bosan namun rasa ketertarikan tentang cerita Peri itu tidak bisa dihilangkan dalam diri Yoona.

Peri itu tersenyum saat melihat kumpulan lubang terakhir, lubang masa depan Yoona, “Kita sampai!”

Yoona menatap sekilas kearah kumpulan lubang itu, “Ini….lubang masa depanku???” Peri itu mengangguk, “Ada 3 lubang disana, artinya ada 3 keputusan yang bisa kau pilih dan kau…..”

“Beri tahu aku 3 keputusan itu, tentunya sebelum aku memilih” kata Yoona lantang.

Peri itu mengangguk, “Mullon, kau harus dengarkan baik – baik karena aku tidak akan dan tidak bisa mengulanginya lagi.” Yoona mengangguk.

“Pilihan pertama, kau tetap menikah dengan pria pilihan orangtuamu, pilihan kedua…….” Peri itu terlihat ragu untuk mengatakannya, “Kau menjadi gila karena terlalu frustasi dan masuk…….”

“WHAT THE HELL???” pekik Yoona dengan lantang.

Peri itu berdeham singkat sebelum melanjutkan ke pilihan yang lainnya, “Pilihan ketiga atau yang terakhir…ini kabar membahagiakan, mungkin. Kakakmu akan membantumu melarikan diri dari pernikahan ini”

Yoona membulatkan matanya, “Jinjja??” senyum Yoona merekah mendengar kalimat itu, “Aku akan memilih yang ketiga, ya! Yang ketiga!” seru Yoona semangat, Peri itu tersenyum mendengarnya, “Aku sudah yakin kau akan memilih itu, baiklah ayo kita masuk ke dalamnya!” Sebelum Yoona menjawab, tubuhnya sudah masuk ke dalam lubang yang sekarang dihias dengan garis merah.

“AWWWWW!” pekik Yoona saat kakinya terantuk aspal dengan kasar, Yoona sibuk mengelus – ngelus kakinya yang terasa sangat nyeri, “Yak! Kenapa kau tidak membuatku terbang sepertimu?” omel Yoona yang belum sadar ada dimana dia sekarang. Ekor matanya melihat sebuah halte bus bertengger tepat di seberang kanan jalan, dan di sebelah kiri, Yoona melihat sebuah pondokan cemilan yang biasa Yoona lihat di pinggir jalan. Merasa aneh, Yoona menatap sekelilingnya dan memekik pelan, “Ke…kenapa aku bisa berdiri di jalan raya?” tanya Yoona dengan nada aneh.

Sebuah mobil berjalan dengan kecepatan tinggi berusaha melintasi Yoona yang kaget dan berteriak, tapi tidak ada rasa sakit ataupun pandangan yang tiba – tiba gelap, Yoona tidak merasakan apapun, yang ada mobil itu hanya melewatinya tanpa menoleh sekalipun, “Bukankah mobil itu tadi menabrakku? Tapi….tapi…”

“Tentu saja kau tidak akan merasakan itu, sekarang lebih baik perhatikan sekelilingmu, ini di Gangnam”

MWO? GANGNAM? Dari Incheon……sekarang aku di Gangnam???”

**

Tangan Taeyeon bergetar tanda dia sedang terguncang, tangan kecilnya berusaha meraih wajah pria yang sangat dia rindukan ini, berusaha menggapainya walaupun dia kesusahan, tangis tak dapat dia hentikan, tangis kebahagiaan, “Oppa, bogoshippo….” gumam Taeyeon se-pelan sebuah bisikkan.

“Boleh aku bergabung disini??” tanya Taeng (sebutan masa kecil Taeyeon) yang membawa sekotak gingerbread, pria itu menoleh kearahnya dengan senyum mengembang. Nafas Taeyeon serasa tercekat melihat pemandangan itu.

“Tentu saja” katanya ramah.Taeng mendudukan dirinya di samping laki – laki itu, tatapan penasaran terlihat jelas di wajah mungilnya, “Aku sering melihatmu disini selama 2 minggu terakhir, tapi aku tidak pernah melihatmu sebelum itu, apa kau orang baru disini?” tanya Taeng.

Laki – laki itu tersenyum lalu mengulurkan tangannya, “Park Jungsoo imnida, panggil saja aku Leeteuk, itu panggilan masa kecil” katanya sambil tersenyum seakan memamerkan lesung pipinya yang dapat membaut setiap wanita meleleh saat melihatnya, Taeng tersenyum ramah, “Kim Taeyeon imnida! Panggil saja aku Taeng, sepertimu, itu panggilan masa kecilku!” katanya riang.

“Mau gingerbread?” tanya Taeng. Leeteuk mengangguk lalu mengambil kue itu, “Enak, kau yang membuatnya?” Taeng mengangguk.

“Kau tidak apa – apa kan, Taeyeon? Atau kita harus berganti ke tahun yang lainnya? Mungkin tahun – tahun yang………”

“Lebih baik kita berganti ke tahun yang lainnya.” kata Taeyeon cepat sambil mengusap air matanya yang sudah membanjiri seluruh wajahnya, Peri itu tersenyum maklum, “Hajiman…..kau hanya boleh memilih 3 tahun yang berbeda, aku tahu kau ingin kemana..” katanya tersenyum kembali sambil  menggoyangkan tongkat merahnya lalu Taeyeon pun menghilang dari temapat itu.

Lubang itu membawa Taeyeon dan Peri itu menuju sebuah tempat yang sangat dikenali oleh Taeyeon, hatinya kembali berdesir saat mengetahuinya, “Ini……..rumahku” gumam Taeyeon pelan.

“Natal di tahun 2011, kau pasti ingat kan ada apa disana?” matanya membulat saat tahu kapan peri ini membawa dirinya melewati mesin waktu. Belum sempat dia berbicara, sosok pria tampan yang sedang tersenyum sambil membawa sebuket bunga mawar mengalihkan perhatiannya.

Pria itu menghembuskan nafasnya tampak gugup sambil sesekali memainkan jemarinya yang ikut ‘bergerak’. Dengan keyakinan yang teramat yakin, pria itu mengetuk pintu rumah Taeng dengan sedikit pelan.

CKLEK~

Seorang gadis berusia 22 tahun muncul dari balik daun pintu lalu tersenyum, “Leeteuk oppa, wasseoyo” katanya ramah. Leeteuk hanya tersenyum membalas sapaan gadis itu, “Sudah siap?? Sepertinya hari ini salju yang turun sangat mendukung, tidak terlalu deras ataupun kecil” kata Leeteuk terdengar bersemangat.

Setiap kejadian yang peri itu tunjukkan padanya selalu membuat Taeyeon menangis di tempat, “Kau belum melihat klimaksnya, jangan menangis dulu” kata Peri itu dengan nada bicara yang menenangkan siapa saja yang mendengarnya. Taeyeon mengusap kembali air matanya lalu kembali menikmati ‘tayangannya’.

“Ini untukmu!” kata Leeteuk dengan semburat merah di pipinya, begitupun Taeng yang menundukkan kepalanya, menghindari tatapan Leeteuk, “Gomawo…oppa.” kata Taeng singkat sambil meraih buket bunga itu dan meletakannya di meja setelah dia menghirupnya, “Gingerbread sebelum berangkat?” teriak Nyonya Kim yang sibuk menenteng serantang biskuit – biskuit.

Leeteuk tertawa, “Emmonim tahu saja setiap aku datang..” kata Leeteuk semangat, Nyonya Kim hanya tersenyum lalu menghampiri 2 sejoli itu, Leeteuk memang sudah memanggil Nyonya Kim dengan sebutan eommonim sejak dulu.

“Bawalah, aku takut kalian kedinginan, jahe yang ada di dalam kue bisa membantu kalian menahan dingin, ya kan? Apalagi ini buatan Taeng secara khusus untukmu loh Lee……..” Taeng buru – buru menutup mulut ember ibunya dengan telapak tangan kanannya, semburat merah terlihat jelas di kulit wajah Taeng yang putih bak susu vanilla, Leeteuk pun hanya bisa tersenyum malu.

Nyonya Kim senang sekali melihat mereka salah tingkah, “Ara, aku tidak akan mengganggu lagi, appa bilang kau boleh pulang malam JIKA kau pergi bersama Leeteuk” kata Nyonya Kim menekan kata ‘jika’ di kalimatnya.

Leeteuk dan Taeng pun keluar dari rumah Taeyeon, “Kita akan kemana, Oppa?” tanya Taeyeon dengan tenang, “Berkeliling Korea Selatan!” katanya asal membuat Taeyeon tertawa lalu mereka meulai berjalan menjauhi rumah Taeng.

Taeyeon kini berhasil tersenyum cerah saat melihat adegan itu, dia teringat dan tahu dengan pasti apa yang akan mereka lakukan dan apa yang akan Leeteuk katakan saat itu, terlebih saat Leeteuk mengajaknya ke taman dimana mereka pertama kali bertemu, terlihat Leeteuk menggenggam tangan Taeng dengan erat.

Taeng memperhatikan Leeteuk yang sedari tadi terus membuang nafas atau bisa diaktakan dia sedang mengatur nafasnya dengan baik, Taeng tersenyum aneh melihat Leeteuk namun tak berani bersuara.

“Kenapa oppa membawaku kemari?” tanya Taeng tanpa nada kekesalan sedikitpun, tiba – tiba Leeteuk berlutut di depan Taeng membuat Taeng terkejut, “Oppa, waegurae?”

Kini Leeteuk berani menatap bola mata Taeng yang menatapnya dengan penuh tanda tanya, “Aku sudah lama ingin mengatakan ini semua padamu, tapi aku ragu.”

“Apa maksudmu?”

Leeteuk mengambil sesuatu di celananya  dan terlihatlah 2 buah benang berwarna putih menggantung bebas saat Leeteuk memegang ujungnya, “Joahyo…” Taeng membulatkan matanya kaget, “Mwo?”

“Kuharap kau memiliki perasaan yang sama denganku..” kata Leeteuk ragu. Taeng tersenyum bahagia lalu ikut berlutut, wajah mereka sekarang berhadapan, “Tentu saja, Oppa!”

Leeteuk tertawa tak percaya dengan apa yang dia dengar, “Jadi….kita sudah resmi?” tanyanya dengan nada bahagia yang kentara sekali di pendengaran Taeng. Taeng mengangguk lalu memeluk tubuh pria itu, “Saranghae~”

**

Tiffany tertegun bingung saat dirinya sekarang berada di sebuah kamar yang berdominasi berwarna biru, terlihat disana ada sebuah tempat tidur berukuran king size yang di lapisi sprai berwarna biru muda yang menenangkan, disampingnya ada sebuah meja kecil yang terbuat dari kayu mahoni bertengger. Tiffany mengalihkan pandangannya lagi dan terlihat banyak barang – barang elektronik di meja kerja pemilik kamar ini, terlihat dari barang – barang yang ada di kamar itu adalah barang – barang milik seorang pria, tidak mungkin seorang wanita, “Kamar siapa ini?” tanya Tiffany pada Peri itu sedangkan yang ditanya hanya mengangkat bahunya pura – pura tak tahu.

Tiba – tiba terdengar suara seorang pria dari luar kamar, pria itu sepertinya akan berjalan masuk ke kamar ini, Tiffany menaikkan alisnya seperti mengenali suara itu, “Hah…sudah lama aku tidak menggunakan ini…” terdengar samar suara pria itu dibalik pintu kayu berwarna biru dongker miliknya.

CKLEK~

Mata Tiffany membulat sempurna saat dia melihat siapa pria itu, dia adalah pria yang selalu Tiffany rindukan, pria yang mengucapkan sebuah janji kepadanya, dan dia adalah pria yang selama ini ditunggu olehnya, “Ryeowook oppa…..!” pekik Tiffany bahagia lalu berlari kearahnya, ingin memeluk tubuh pria itu.

“Percuma kau melakukan itu, Tiffany Hwang. Kau tidak akan bisa menyentuhnya, bahkan memeluknya. Apa kau lupa kita sudah masuk ke lorong waktu?” Peri itu mengingatkan Tiffany.

Tiffany mendesah dengan kecewa lalu kembali ke posisinya, lebih tepatnya disamping peri itu, “Apa yang dia lakukan sekarang? Kau pasti tahu kan?” tanya Tiffany, terdengar jelas di telinga peri itu nada semangatnya, “Kau lihat saja”

Ryeowook sedang sibuk membuka-tutup lemari pakaiannya yang sangat besar, dan memasukkan banyak pakaian dengan gerakan cepat, atau mungkin dipercepat. Wajahnya terlihat terlalu bersemangat, tak lama terdengar nada dering yang menggema di ruangan ini, ponsel pria itu berbunyi. Tiffany tak sedikitpun mengalihkan pandangannya dari pria yang dia cintai.

“Yeoboseyo?”

“Ah, Jonathan. Why?”

“In my room sweet room hahaha, why?”

“Of course you may i’m waiting here”

Ryeowook lalu meletakkan ponselnya diatas meja kecilnya lalu kembali melanjutkan aktifitasnya, senyum bahagia tak bisa Tiffany hindari saat melihat wallpaper ponselnya yang ternyata foto dirinya saat mereka berada di taman itu, peri itu hanya tertawa geli melihat tingkah Tiffany saat ini.

BRAK~!

“OMO!” jerit Ryeowook saat pintu kamarnya terbuka dengan lebar secara tiba – tiba, terlihat seorang pria jangkung tertawa renyah lalu menghampirinya, “You asshole, you startled me!” kembali pria itu tertawa saat melihat temannya mengumpat dengan wajah yang sangat lucu menurutnya.

“I’m sorry bro.” pria itu melihat sebuah tiket pesawat yang diselipkan di dalam sebuah pasport, pria itu menatapnya bingung, “Hi dude, where are you going?”

“I had to return to Korea” katanya terdengar bahagia. Tiffany memekik dengan suara nyaring, seakan tak percaya apa yang dia dengar tadi. Tiba – tiba senyum lebar Tiffany kembali nampak setelah hampir 2 tahun senyum itu menghilang terbawa pria ini.

“What? Why?”

“Day-2 is Christmas, I’ve made an appointment with someone…” kata Ryeowook membuat Tiffany semakin berada di atas langit.

Jonathan tersenyum menggoda kearah Ryeowook, “Ah, girl? Is she your girlfriend?”

Tiffany cukup bangga melihat semburat merah di wajah Ryeowook, “No, but she’ll be my lovely bride!”

Peri itu kembali tertawa melihat Tiffany yang langsung terduduk di lantai, wanita itu tidak tahan dengan semua ini, dia terlalu bahagia bahkan sampai menangis terharu, “Omo….Ryeowook oppa akan kembali ke Korea dan….dan…dia akan menjadikanku pengantinnya” kata Tiffany dengan pelan.

“Awww sosweet! Aish today London is really cold, you should wear my scarf.”

Ryeowook mengambil scarf yang diberikan oleh sahabatnya lalu mengangkat koper – kopernya untuk segera berangkat, “Thankyou bro, see you later!”

“See you next time, Ryeowook!”
Peri itu merangkul bahu Tiffany sambil tersenyum ikut bahagia, “Sudah kubilang masa kini adalah masa yang paling ingin kau datangi, ya kan?” Tiffany mengangguk pasti lalu memeluk Peri itu dengan bahagia, “Gomawo!”

**

Yoona menunggu dengan tidak sabar sambil memainkan sepatu heelsnya, “Okay, jadi sebenarnya apa yang ingin kau tunjukkan padaku?” tanya Yoona dengan raut muka penuh kekesalan. Peri itu melirik jamnya lalu berseru gembira, “Itu! Itu!”

Yoona mengalihkan pandangannya, matanya membulat sempurna saat dia melihat sosok gadis dengan gaun pengantinnya berlari – lari dengan tergesa – gesa, tak mempedulikan tatapan aneh orang – orang ataupun suara tawa anak – anak kecil, dia terus berlari, “Itu…….aku?” tanyanya ragu.

Peri itu bangkit lalu menghampirinya, “Jika kau memilih masa depan itu, maka jawabannya adalah iya. Itu dirimu.” katanya dengan tenang.

“Lalu..aku akan kemana? Bukankah itu konyol jika aku hanya melarikan diri dan tidak memiliki tujuan?” tanya Yoona.

Yoong berhenti sejenak lalu mengambil ponselnya yang dia selipkan di dalam dressnya, mencari – cari sebuah kontak nama yang tidak asing di mata Yoona, “Siwon oppa….Siwon oppa……..Siwon oppa” gumam Yoong membuat Yoona tertegun sejenak, “Tunggu, aku menghubungi Siwon oppa?” tanya Yoona pada peri itu.

Yoong langsung mendekatkan ponselnya saat dia sudah menekan tombol hijau di layar touch screennya, “Yeoboseyo, Siwon oppa?”

“Yoong? Ada apa?”

Yoong terlihat gusar dan kembali berlari, “Oppa ada dimana sekarang?”

“Aku sedang dalam perjalanan pulang sehabis membeli kue natal, waeyo? Kau tenang saja aku tidak akan bunuh diri”

“Kita harus bertemu di taman biasa, sekarang juga!”

Terdengar Siwon tersedak sesuatu saat mendengar apa yang barusan Yoona katakan, “MWO? Bukankah harusnya kau………”

“Oppa, lebih baik dengarkan perkataanku jika kau tidak mau melihatku menggantungkan diri di kamar pengantin nanti malam, arasseo?” Yoong langsung menutup ponselnya dan kembali berlari.

Yoona tertawa dalam diam saat tahu apa yang akan terjadi di masa depan, “Jadi….aku melarikan diri dan kabur untuk menemui Siwon oppa? Lalu apa yang akan terjadi?”

Peri itu tersenyum, “Tentu saja kau akan bertemu dengannya” Yoona tersenyum ceria mendengarnya, “Jinjja?? Lalu?? Lalu??”

“Ah…aku tidak bisa mengatakannya, lebih baik kau perhatikan baik – baik!” kata Peri itu membuat Yoona mengembungkan pipinya kesal. Peri itu melirik ke arah jamnya dan mendesah singkat, “Kita harus kembali, Im Yoona” bisik Peri itu perlahan di telinga Yoona.

**

Setelah kebahagiaan yang dia dapatkan, kini Taeyeon harus melihat moment dimana untuk pertama kalinya Leeteuk dan dirinya bertengkar, dan kejadiannya adalah di taman itu sendiri, Peri yang mendampingi Taeyeon ikut menyesal melihat moment seperti ini, tapi inilah yang harus Taeyeon lihat. Momen dimana Leeteuk benar – benar marah dan memutuskan untuk pergi dari Korea Selatan dan meninggalkan Taeng yang menangis tersedu sambil terududk di sebuah bangku taman.

Taeyeon kembali menangis saat dia melihat luka itu, dia tidak pernah membayangkan jika prianya akan pergi meninggalkannya seorang diri.

“Kita harus kembali, Kim Taeyeon” bisik Peri itu perlahan di telinga Taeyeon.

**

Tiffany hanya bisa tersenyum bahagia saat melihat Ryeowook yang terlihat bersemangat untuk kembali ke Korea, apalagi prianya itu terus menyebut nama Tiffany dan dia selalu menyebut dia menepati janji mereka, dengan repotnya Ryeowook berlari – lari melintasi puluhan pengujung yang ada disana tanpa memperudlikan umpatan orang – orang yang dia tabrak, yang dia pikirkan hanya Tiffany Hwang.

“Kita harus kembali, Tiffany Hwang” bisik Peri itu perlahan di telinga Tiffany.

**

Yoona tersenyum bahagia saat dia menyadari dia ada dimana sekarang, dia sudah kembali ke ruangna ebrbentuk segi empat dan terdapat beberapa bangku dan meja rias, Yoona melihat kearah peri itu,”Terimakasih, kau sudah membuatku bahagia dalam hitungan menit” kata Yoona.

Peri itu tersenyum penuh kedamaian lalu mengusap kepala Yoona sayang, Keep the beauty of Christmas in your heart every day of the year, Yoona

Yoona mengangguk, “Apa kejadian itu benar – benar akan terjadi?” tanya Yoona semangat.

Peri itu tersenyum, “Jika kau mengambil keputusan itu, masa depanmu akan seperti itu dan……..” peri itu tiba – tiba menghentikan ucapannya lalu telinganya bergerak – gerak, “Wae? tanya Yoona.

Sepertinya ada yang datang, dan itu adalah kakakmu! Semoga beruntung, aku harus pergi, Merry Christmas Im Yoona!” kata Peri itu dengan tergesa – gesa lalu tiba – tiba menghilang seperti angin.

Yoona benar – benar saat kakaknya tiba – tiba keluar dari pintu yang berbeda dimana dia biasa keluar dan masuk, Jooeun terlihat mengatur nafasnya dengan baik di depan pintu sambil menatap adiknya dengan lekat, “Yoong….”

Yoona menghampiri kakaknya, “Eonnie..kenapa kau bisa keluar dari sana? Bukankah kau bilang pintu inti tidak boleh dibuka siapapun?” tanya Yoona penasaran.

Jooeun meraih bahu adiknya lalu tersenyum, “Karena aku menyayangimu, Yoona-ya. Aku tidak mau adikku mengalami nasib yang sama sepertiku, karena itulah aku membukakan pintu ini untukmu.” Yoona membulatkan matanya kaget, dia tidak menyangka apa yang dikatakan peri itu benar – benar nyata.

“Maksud eonnie….eonnie menyuruhku melarikan diri?” Jooeun mengangguk cepat, “Ne, aku menyarankanmu melakukan ini. Cepatlah sebelum terlambat!” katanya panik.

Yoona tak bisa menahan senyumnya lalu memeluk kakaknya itu dengan erat, “Gomawo eonnie, jeongmal gomawo”

Jooeun melepaskan pelukan itu dengan segera, “Cepatlah Yoona, pintu ini akan mengarah ke taman belakang, ini kunci untuk membuka pintu belakang, sekarang ayo kita pergi!” pekik Jooeun dengan suara sedikit di pelankan lalu menarik Yoona memasuki pintu itu.

Dengan gerakan cepat Yoona membuka pintu belakang yang tidak pernah dibuka oleh siapapun sehingga bunyi reot sesekali terdengar nyaring, setelah berhasil membukanya gadis itu berlari menjauhi rumahnya.

**

“Terimakasih telah mengajakku ‘berjalan-jalan’ untuk mengenang masa laluku..” kata Taeyeon dengan tenang pada peri itu, Peri cantik itu hanya tersenyum lalu memeluk Taeyeon, Keep the beauty of Christmas in your heart every day of the year, Taeyeon”

Taeyeon mengangguk, “Lalu apa yang harus kulakukan?”

“Menunggunya, karena dia akan datang….pasti. Aku harus pergi, Merry Christmas, Kim Taeyeon”

TING~

Dalam hitungan 1 detik, sosok peri itu menghilang dari hadapan Taeyeon, “Aku tidak akan pernah melupakan kejadian in, sungguh.” gumam Taeyeon sebelum dia kembali menunggu pria itu, sesuai dengan perintah Past Fairy.

**

“Aku senang bisa melihatmu tersenyum kembali” kata Peri itu sambil merangkul bahu Tiffany, “Ne, ini semua karenamu, gomawoyo”

Peri itu memposisikan dirinya di depan Tiffany lalu mengelus pipi mulus gadis itu, Keep the beauty of Christmas in your heart every day of the year, Tiffany”

Tiffany mengangguk pasti, “I will, karena kau….aku jadi mengerti tentang semua ini, hanya menunggu. Harus menunggunya.”

Peri itu mengangguk bangga pada gadis di depannya, “Aku senang kau mengerti, sudah waktunya aku untuk pergi. Semoga kita bisa bertemu lagi. Merry Christmas, Tiffany Hwang!” ucapnya singkat sebelum udara menelannya.

Tiffany hanya dapat tersenyum lalu mendudukan dirinya di sebuah bangku taman untuk menunggu prianya, “Hanya menunggu…dan percaya.”

**

Nyonya Park ikut sedih melihat anak laki – lakinya terlihat murung setelah menceritakan semuanya, wanita itu langsung mengelus rambut putranya dengan penuh kasih sayang, “Park Jung Soo, cinta tidak selalu berakhir bahagia, dan cinta juga tidak akan pernah selamanya berbahagia. Ada kalanya kau harus menerima kekurangan gadismu, setiap manusia pasti memiliki kekurangan, jangan pernah lupa itu.”

Leeteuk menoleh kearah ibunya yang sekarang sedang tersenyum kearahnya, “Jungsoo, jangan sampai karena hal itu kau kehilangan cintamu, kejarlah dia! Jangan lepaskan dia untuk hal – hal konyol seperti itu!”

Pria itu pun tersenyum lalu bangkit berdiri, “Kau benar, eomma. Aku tidak bisa melupakannya. Seharusnya aku menyadari hal itu, aku harus pergi sekarang!”

Nyonya Park ikut berdiri sambil melihat putranya yang sudah menghilang dari balik pintu, “Berbahagialah dengannya, Leeteuk.”

**

Seorang pria imut keluar dari dalam bandara sambil tersenyum bahagia, kacamata hitam yang bertengger di kedua daun telinganya tidak menutupi senyum penuh kebahagiaan itu, sambil menarik koper – kopernya dengan gerakan cepat, dia terus bergumam bahagia, “Aku datang, Fany-ah!”

Dia pun membantu supir taxinya memasuki barang – barang miliknya ke bagasi, tentunya untuk mempercepat pergerakan dan mempercepat waktunya untuk bertemu dengan Tiffany Hwang, kekasih hatinya.

Tak lama, taxi berwarna kuning keemasan itu berjalan meninggalkan bandara Incheon yang terlihat ramai didatangi oleh para turis – turis.

“Gangnam Park, juseyo”

**

Setelah menerima telepon dari kekasihnya, Yoona, Siwon langsung memutar arahnya menuju Gangnam Park, taman yang Yoona maksud. Sejujurnya dia tidak mengerti mengapa Yoona memintanya bertemu disana padahal dalam hitungan jam dia akan menjadi pendamping hidup pria lain.

Saat dia memasuki taman itu, terlihat banyak pasangan ataupun anak kecil yang sedang berjalan – jalan dengan riang, mungkin sedang menikmati hari Natal yang indah ini. Siwon berjalan lurus menuju tempat dia dan Yoona biasa menghabiskan waktu bersama, yaitu ayunan cokelat yang diikat di sebuah besi panjang.

“Sebenarnya apa yang ingin Yoona katakan padaku?” gumam Siwon penasaran.

Dengan susah payah, Yoona berlari memasuki taman itu. Dia sudah mulai terbiasa dengan tatapan aneh orang – orang yang melihatnya, ini memang konyol, tapi demi ‘masa depan yang terbaik’, Yoona rela melakukan ini semua.

Senyum Yoona merekah ketika melihat prianya sudah menunggunya di tempat biasa mereka menghabiskan waktu, dari gerak – geriknya Siwon belum menyadari kehadiran Yoona yang bahkan mengalihkan pandagan semua orang.

“SIWON OPPA!” Yoona berteriak dengan nyaring membuat Siwon menoleh, matanya yang besar semakin membesar saat melihat Yoona yang masih berpakaian seperti itu. Siwon bangkit berdiri dengan ekspresi kaget miliknya.

Yoona berlari – lari kecil untuk menghampiri Siwon, “Oppa, aku datang!”

Siwon menggelengkan kepalanya, “A..apa yang kau lakukan Yoona? Kenapa kau lakukan ini???”

“Aku sudah bilang aku tidak mau menikah dengannya, aku hanya ingin menikah dengan pria yang kucintai, yaitu kau.”

“Hajiman, Yoona-ya, kau harus menta…”

“…ati perintah orangtuamu? Oppa akan bilang itu ya kan? Oppa, aku tahu kau tidak suka dengan rencana mereka. Kenapa kau tidak ada rasa juang sama sekali?” tanya Yoona frustasi.

Siwon termenung sendiri dalam diam, Yoona mendudukan dirinya di salah satu ayunan yang menggantung bebas di sebelah kiri mereka, “Aku tidak tahu harus membawamu kemana jika kita memang benar – benar akan kabur”

Mendengar itu, Yoona langsung membalasnya dengan cukup sinis, “Itu tidak terlalu penting, yang penting keinginan oppa bersamaku.”

Siwon menatap Yoona yang sekarang sedang menekuk mukanya dalam – dalam, “Baiklah, ayo kita pergi. Menghindari keluargamu, hidup bersama, dan pergi meninggalkan Korea Selatan.”

Yoona langsung menoleh kearah Siwon yang langsung menariknya untuk berlari dari taman itu, mereka tertawa bersama sambil berlari, “Aku akan membahagiakanmu, Yoona. Saranghae~!”

“Aku percaya itu, oppa! Nado saranghae~!”

**

Leeteuk memandangi rumah masa kecilnya sebelum dia melihat Taeyeon yang kemungkinan besar berada di taman sekarang, terbayang semua kenangan bahagia yang dialami dirinya dan Taeyeon di masa lalu. Saat teringat kembali akan tujuannya kembali ke Korea, Leeteuk langsung memutar badannya menuju kearah taman.

Pria itu kaget ketika melihat gadis yang sejak tadi di cari olehnya sekarang sedang berjalan kearahnya, “Taeyeon…….” gumamnya pelan namun terdengar sampai ke telinga Taeyeon. Gadis itu mendongakkan kepalanya dan melihat Leeteuk berdiri di hadapannya.

“O….oppa…….”

Leeteuk tersenyum lalu menghampiri Taeyeon. Tubuh gadis itu serasa membeku dan langsung dilelehkan oleh kedatangan Leeteuk, tanpa banyak bicara, Leeteuk pun langsung memeluk Taeyeon dengan erat membuat Taeyeon sesak, “Re…renggang…kan….”

“Mianhae, aku menyesal telah melakukan itu padamu, mianhae…jeongmal mianhae Taeyeon-ah, aku ingin kembali bersamamu, terutama di hari Natal ini.”

Taeyeon tersenyum mendengarnya lalu melepaskan pelukan Leeteuk, “Aku sudah memaafkanmu oppa, sejak awal. Aku juga ingin kita kembali seperti dulu lagi..”

Leeteuk menatap Taeyeon lekat – lekat lalu memeluknya kembali,  “Bahkan bunga – bunga ini tidak bisa melupakanmu, Oppa”

“Saranghae Kim Taeyeon~!”

“Nado saranghae, Leeteuk oppa”

**

“TIFFANY HWANG!” teriak seorang pria yang langsung mengalihkan perhatian Tiffany, senyum mengembang terlihat di wajah keduanya saat saling bertatapan. Tiffany bangkit dari duduknya lalu berlari kearah pria yang sekarang juga ebrlari kearahnya.

Mereka langsung memeluk satu sama lain, Ryeowook tertawa bahagia karena akhirnya dia bisa bertemu dengan gadisnya kembali dengan keadaan yang sangat baik, “Aku menepati janjiku, kan?” gumam Ryeowook tepat di telinga Tiffany.

Tiffany semakin mengeratkan pelukan mereka lalu mengangguk, “Ne oppa, kau menepatinya. Bogoshippo!”

“Nado, Fany-ah!”

Mereka melepaskan pelukan mereka lalu saling menatap intens, “Dan janjiku yang lain adalah menjadikanmu sebagai istriku, aku akan menepatinya juga.”

Tiffany mengangguk pasti, “Aku akan menunggu hal itu. Merry Christmas, oppa~”

“Merry Christmas too, chagi!” mereka kembali berpelukan dengan mesra sambil tertawa – tawa dalam pelukan.

“Soon you’ll be on your way, spreading joy everywhere, there’s no one like you….”

“Boy, you are my present”

Seperti dulu lagi, Ryeowook dan Tiffany saling berbalas – balasan lyric lagu Natal dengan kebahagiaan Natal yang kian terasa.

Ketiga peri yang membantu 3 pasangan yang sekarang kembali berbahagia itu hanya tersenyum melihat mereka yang sudah bisa menujukkan senyumnya.

“Kita berhasil lagi” kata Past Fairy.

“Tentu saja, kita selalu melakukan yan terbaik~” kata Present Fairy.

“Ayo kita beristirahat, karena tugas kita masih 1 tahun lagi~” kata Future Fairy.

Mereka bertiga pun meninggalkan Gangnam Park yang menjadi saksi bisu ketiga pasangan yang sekarang kembali berbahagia sambil bernyanyi bersama:

We wish you a Merry Christmas;
We wish you a Merry Christmas;
We wish you a Merry Christmas and a Happy New Year.
Good tidings we bring to you and your kin;
Good tidings for Christmas and a Happy New Year.

THE END

A/N: Gimana OSnya? sebenernya mau di share di hari H, tapi karena author merayakan Natal, jadinya harus keliling ke rumah saudara2 kkk~ Okay semoga menikmati dan menunggu Versi FF ini untuk couple lain, HaeSica, SeoKyu, HyoHyuk, YulSung, SunSun, HanSoo di keziagw.wordpress.com^^

Keep the beauty of Christmas in your heart every day of the year – Barbie

MERRY CHRISTMAS AND HAPPY NEW YEAR, EVERYONE!

timemachine

40 responses to “[OS] Time Machine into Christmas (YoonWon-TaeTeuk-WookFany Version)

  1. FFnya lucu semua pasangan memiliki ceritanya sendiri^ dan berakhir bahagia.tpi waktu kiahnya YoonWon ada genre Fantasinya jdi lucu.ok selamat natal bgi yg menjalankan dan tahun baru..

    Like

  2. Bagus Finally this famfict happy ending!!!

    Jika ini the real story aku juga ingin mempunyai sebuah mesin waktu ahhh andai itu benar.-benar kenyataan.

    WookFanny akhirnya bersama setelah mereka menunggu akhirnya cinta mereka disatukan. Tapi yang membuatku terharu adalah kisah TaeTeuk itu sungguh manis dan menyentuh sekali,jika YoonWon kurasa di mereka juga couple yang unik aku suka…

    Like

  3. FFnya lucu eon. apalagi untuk YoonWonnya. Abisnya si peri blm selesai ngomong udh main disahut sama Yoona Eonnie. baguslah mereka bertiga bertemu cinta sejati mereka. ditunggu FF selanjutnya 🙂

    Like

  4. awalnya aq sdikit bgung,, eh seiring jlnnya crita q jd pham ,,
    akhirnya yoonwon brsatu ,, yeyeye

    sneng deh smuany jd happy ending .. 🙂

    Like

  5. suka banget ma konsep ceritanya 🙂 daebak ^^ ikutan terharu ketika ketiga harapan mereka (yoona, taeyeon, fany) akhirnya dapat terwujud melalui perjalanan bersama para peri. okay maybe its just a fairy tale but the story can make everyone trust about their hope 🙂 How sweet they are….love the couple

    Like

  6. ahhhhhhhh kereeeeennn bngetttt……gara2 eoni Q jdi kepengen pnya mesin waktu biar bsa liat kehidupan YW di masa depan dan trntu nya memilih mereka utk menikah!!!!!
    couple kesayangan Q daah keluar (YOONWON) next ver di tnggu……oh ya sekedar mengingat kan ff mu yg lain jgn ampe kelupaan OKAY!!!!hehehee
    gomawo

    Like

  7. yeeeyyy os nya daebak,,feel nya dpet bnget akhirnya semua kembali ke asalnya,,yoonwon momentnya romantis,,,taeteuk ma wookfanny jg daebak…3 cerita dalam oneshoot bneran daebak!! ditunggu ff selanjutnya saeng,,,hwating!!

    Like

  8. Ahhh bagus bangettt so sweet akhirnya kisah cinta mereka ber3 happy ending suka bangettt apalagi yoonwon 🙂

    Daebaaakk thor.. keren banget cerita nyaaa.. ditunggu karya author lainnya yaaa..

    Gomawo ^^
    Merry Christmas all :’)

    Like

  9. Akh…. Keren banget, >,<
    Happy ending semua kan yah? Lalala yeyeyeye *Nari gaje
    YoonWonnya so sweet banget, walaupun radak kesel sama Siwon yang gak memperjuangin cintanya -,-

    Like

  10. akhrnya mereka bertiga brsatu lagi ,, n wlau keinginannya berbeda” tpi d.akhr bsa brsatu dgn org” yg mereka cintai ,,,,bagus_bagus aku suka ,, ^^
    ouh iya dtnggu lovely haters sma wife for my husbandnya ya … :^)

    Like

  11. Nice story
    Simple but WOW
    You have good idea
    And finally, life must happy
    Happiness in your heart when together
    Maybe with your family
    Rarely with your friends
    And the end with our beloved
    Life must going what we do

    Like

  12. Doooohh eon.____.
    Bingung mau komen apaan .—.
    Pasalnya, cerita ini fairy tale nya dapet bangetttt
    Serasa cerita Barbie gitu 😀
    Tapi emang YoonTaeNy barbie yak 😀
    Hehe
    Ditunggu karya selanjutnya! Apalagi yang ada di waiting list tuh (versi couple lain) hehe

    Like

  13. huaaaaaa kez.. aku malah ksemsem sama wookfanny.. ceritanya beda bgt… kalau yg lain udh sering baca alur yg kaya gitu… btw.. aku nunggu yulsung ya..

    Like

  14. aaaahhh happy ending semua padahal td awalx agak bingung critax hehehhe
    apalagi yoonwon eoh kawin lari donkkk kaburrrrrrrr wkwkwkwkwk
    yoonwon,taeteuk n wookfany, cauple yg laen kpn nich???

    Like

  15. wow keren daebak pokoknya ngga’ bsa diungkapkn dngn kta2 apalagi pas WookFany ..
    Buatin WookFany lagi dong sm HanSoo y ?? ..
    Tolong y jeball ..

    Like

Give me your LOVE!