[OS] The New Neighbor

The New Neighbor

neighbor-cover

 kkezzgw storyline&art

Main Cast: SNSD’s Yoona & SJ’s Siwon

Genre: Romance, School

Rated: General

Facebook: Kezia Gabriella Winoto|| Twitter: @keziasiwon@yoonakrystal@kkezzgw || Blog:  keziagw.wordpress.comkageweyoonwon.tumblr.com

Disclaimer: This fanfiction is inspirated by K-Drama ‘Flower Boy Next Door’ and my house. This story is mine, please don’t be a plagiarism. Sorry for the similarity of story ideas and undetected typo(s).

Summary: “Kupandangi sosoknya yang semakin hari semakin membuat jantung ini berdetak dengan cepat. Tidak biasanya aku seperti ini, mengalami perasaan ini. Walaupun pandanganku terhalang oleh sebuah kaca, tapi itu tidak menghalangi mata hatiku untuk melihat dan menyadari bahwa…aku mencintainya. Ya, aku mencintainya. Inikah yang dinamakan cinta pada pandangan pertama?”

————-

Mentari pagi masih terlalu enggan memancarkan sinarnya karena hari masih cukup subuh untuknya menampakkan diri. Jam dinding berwarna putih-ungu di kamarku menunjukkan pukul 05:12 KST. Aku mengerjap – ngerjapkan mataku singkat, kepalaku terasa berdenyut saat aku memegangnya…dan meringis. Ini sudah terbiasa bagiku, seperti hal yang lumrah pada kepalaku. Aku berusaha mengumpulkan nyawaku yang masih tertinggal di alam mimpi sambil membuka gorden jendelaku yang berwarna biru langit yang menenangkan hati……..yang perlu kupertanyakan adalah…warna gorden atau seseorang yang berada di balik gorden?

THE NEW NEIGHBOR – ©kkezzgw

Pukul 06:02 KST dan masih di tahun 2013, harusnya seorang siswi yang mempunyai kewajiban untuk bersekolah sekarang sedang sibuk menyiapkan segalanya untuk berangkat sekolah. Tapi bagaimana denganku? Tidak perduli dengan penampilanku yang masih memakai piyama berwarna hijau lumut serta poni yang diikat keatas, kupandangi terus seseorang di seberang jendelaku yang sekarang sedang merentangkan tangannya untuk menghirup udara segar di pagi hari. Biasanya setelah ini dia akan mengambil handuk di pinggir jendela lalu berjalan kearah kamar mandi, dan setelah itu  dia akan keluar dan mengajak anjingnya – atau lebih tepatnya anjing yang dibuang oleh pemilik terdahulunya- yang kuketahui bernama Jolie untuk berolahraga di depan halaman rumah. Kurasa akal sehatku mulai bekerja abnormal setiap kali aku mencemburui Jolie yang bisa sangat akrab dengannya, sedangkan aku? Bahkan namanya saja tak tahu.

Inilah kegiatan baruku di pagi hari, atau yang lebih tepatnya pekerjaan baru yang sudah kujalani selama 3 minggu belakangan ini, yaitu mengamati  lelaki tampan yang kulihat sedang menolong seorang nenek menyeberang jalan. Dan ajaibnya, beberapa setelah hari itu dia pindah di samping rumahku. Dan kabar yang paling membahagiakan adalah kamarnya tepat bersebrangan dengan kamarku, jendelaku menghadap kearah jendela kamar lelaki jangkung itu, oh apa Dewi Fortuna sedang berpihak padaku?

“Yoona-ya! Cepat turun! Apa kau tidak mau sarapan atau berangkat sekolah?”

Kututup kedua telingaku saat tahu suara kakakku yang lebih ingin disapa dengan nama Jessica mulai menggelegar membuatku berdecak kesal, berani bertaruh pasti sekarang dia sudah ada di depan meja makan dan duduk manis beserta Eomma dan Appa. Aku terpaksa menghentikkan ‘pekerjaanku’ dan segera mengambil handuk beserta semua perlengkapannya.

Kusisir rambutku dengan cepat dan membiarkan rambut panjang berwarna hitam kecoklatanku terurai bebas, tak lupa aku member sedikit bedak dan lipgloss, kutolehkan pandanganku kearah jendela dan mendapati dirinya sedang asik menonton televise di temani secangkir teh atau kopi. Kembali aku terpesona melihat ketampanan wajahnya dan merasakkan detak jantungku berdetak cepat, lagi.

“IM YOONA! TURUN SEKARANG ATAU KAU KE SEKOLAH DENGAN KEDUA KAKIMU!”

Astaga, rasanya aku ingin sekali menyumpal mulut kakakku itu dengan sandal agar dia bisa berhenti mengomel. Tanpa pikir panjang, aku langsung memakai kemeja putih panjang, sweater berwarna pink dan mengalungkan dasi cokelat yang merupakan seragam sekolahku.

“IM YOONA!!”

“SABAR!” jerituku kesal sambil memasukkan beberapa peralatan sekolah asal dan langsung berlari keluar kamar, tapi sebelum itu tentunya aku melirik kearah jendela dan mendapatinya masih dengan aktifitas yang sama.

See you again………after school

***

Dengan langkah malas aku mulai masuk ke dalam kelas dan mendapati beberapa murid sedang tertawa – tawa girang atau sedang asik bermain dengan sahabat – sahabat mereka, semua terlihat bahagia tanpa beban. Aku melirik kearah Kwon Yuri, teman sebangku sekaligus sahabat karibku yang sekarang sedang sibuk berkutat dengan buku biologinya, dia terlihat konsen membacanya. Dengan mata yang masih terkantuk aku langsung mendudukan diri disampingnya, Yuri menoleh singkat kearahku.

“Apa yang kau lakukan semalaman? Menonton drama, memandangi Lee Minho-mu, atau membaca novel?”

Daguku tergerak seakan menunjuk kearah meja di depanku, Yuri mengikuti arah pandanganku dan tergelak singkat, “Novel ‘Mortal Instruments: City of Glass’, novel ketiga dari seri ‘Mortal Instrument’, benarkan?” Aku hanya mengangguk menanggapinya.

“Astaga, apa kau membaca 3 novel berjumlah mencapai 1600 halaman dalam waktu 10 hari?” sekali lagi aku hanya mengangguk menanggapi ‘protesnya’ itu.  Yuri menepuk keningnya pasrah dan hanya bisa menggeleng – gelengkan kepalanya pusing melihat tingkah sahabatnya yang tidak pernah belajar.

Yuri kembali membaca bukunya dan aku meletakkan kepalaku yang terasa berat ini keatas meja, berusaha untuk tertidur kembali karena kepalaku selalu terasa sakit akibat tidur terlalu larut dan bangun terlalu dini. Yuri sudah tahu kebiasanku dan dia tentunya sudah terbiasa.

Kadang aku bingung sendiri, kenapa gadis yang malas sepertiku bisa berteman akrab dengan seorang kutu buku yang cantik seperti Kwon Yuri, walaupun nilaiku tidak pernah jelek dan nilai kita tidak pernah terpaut jauh, tapi tetap saja karakter kami benar – benar bertolak belakang, mungkin itulah ciri khas persahabatan.

“Yak! Yak! Yoona, irona. Han songsaenim sudah datang!” bisik Yuri di telingaku membuatku terlonjak kaget, tapi benar apa katanya, guru ter-killer di sekolah ini sudah berdiri di depan dan aku tertidur disini?

Cepat – cepat kurapikan rambut dan kusimpan novelku di bawah meja sebelum aku mendapat masalah. Terpaksa kuhapus sejenak bayangan tetangga baruku itu agar bisa konsen di sekolah.

Lupakanlah dia sejenak sampai pulang sekolah, Im Yoona

**

Welcome September and….Welcome Autumn!

Setelah melewati musim panasku yang cukup mengasyikkan dengan menonton pulukan drama dan membaca novel, kini musim gugur sudah mulai menyelimuti Seoul. Kutolehkan kepalaku menatap pohon – pohon di sekitar rumahku yang daunnya mulai menguning disertai pergantian daun atau yang biasa kita sebut dengan menggugurkan daun mereka. Langit sudah semakin gelap menandakkan sekarang sudah menjelang malam.

Kulirik kembali lelaki tampan yang sekarang sedang asyik memainkan rambut spickynya, dengan kemeja berwarna biru dongker dan celana panjang berwarna hitam dia terlihat semakin tampan dan gentle. Sekali lagi jantungku kembali berdetak cepat karena perasaan gugup yang tiba – tiba menghinggapiku.

“Yoong, eonnie ingin pergi bersama Donghae oppa, apa kau mau kubawakan makanan?”

Aku langsung terlonjak kaget begitu mengetahui ada suara seseorang tiba – tiba di belakangku, perlahan aku mengelus – elus dadaku yang masih kaget. Jessica mengerutkan dahinya bingung melihat tingkahku, dia pun menyipitkan mata indahnya dengan tatapan curiga.

“Kau sedang apa berdiam diri di depan jendela sambil memegangi lup sebesar itu? Dan…astaga, sejak kapan kau membeli lup sebesar itu? Kau mau menjadi seorang Detective?”

Aku melirik kearah tangan kananku yang dengan cantiknya sedang memegang lupa berukuran jumbo dengan erat, segera kusembunyikan lup itu dan nyengir. Dari gelagatnya, terlihat Jessica eonnie masih sangat curiga dengan tingkah ‘bodohku’ ini, aku segera memutar otak untuk mencari alasan yang tapat, “Hmm…aku sedang mengamati dedaunan di musim gugur, tugas biologi” kataku mencoba bersikap santai.

Jessica masih menatapku curiga, “Eonnie tahu kan selama ini jika ada tugas pasti Yuri yang mengerjakannya karena aku tidak pernah serius mengerjakannya, tapi kali ini aku mau membantunya” kataku kembali nyengir.

Terlihat dari tatapannya, Jessica eonnie mulai ‘mengendurkan’ sikap curiganya dan membalikkan tubuhnya untuk segera pergi, “Kau yakin tidak ingin kubawakan apa-apa?” Aku menggeleng.

“Aku tidak ingin menyusahkan orang yang sedang berkencan” Jessica tersenyum malu lalu segera memukul pundakku pelan, “Kau ini, yasudah eonnie pergi dulu ya”

Kudengar langkah kakinya mulai menjauh diiringi suara pintu kamarku yang perlahan menutup, kembali ku perhatianku tertuju pada Choi Siwon.

Choi Siwon. Nama yang membuatku menjadi seperti orang linglung yang tidak tahu tujuan hodupku, nama yang sangat cocok untuk tetanggaku yang tampan itu. Setelah sekian lama aku menyukainya dan tidak tahu namanya, tapi sepertinya Dewi Fortuna benar – benar sedang berpihak padaku, bahkan aku tahu namanya dari seorang tukang pos yang kebetulan sedang mengantar surat ke rumahnya yang saat itu sedang kosong.

Kulihat dia sedang sibuk memakai parfum lalu kembali menata rambutnya, aku masih terbuai dengan pesonanya sampai aku menyadari suatu hal. Ini hari Sabtu, dimana setiap hari itu tiba, eonnieku pasti akan sibuk berkencan dengan kekasihnya yang berpakaian rapi tak lupa wangi parfum yang tercium jelas di indera penciumanku setiap aku menemuinya. Tiba – tiba mataku membulat menyadari hal ini.

Apa Choi Siwon ingin pergi berkencan??? Dia sudah punya kekasih? Oh, tolong jangan. Nafasku mungkin akan mencapai titik penghabisan jika memang itu faktanya. Ku gelengkan kepalaku, mencoba menepis pikiran buruk yang tiba – tiba datang dari kepala besar nan ceroboh milikku. Jari – jari lentikku sengaja ku pukulkan pelan pada kepalaku supaya aku bisa tersadar dengan apa yang kupikirkan.

Kau punya pacar, Choi Siwon? Semoga ini bukan akhir dunia untukku….

**

Seperti hari – hari biasanya, dengan kaki yang terasa sangat berat untuk di gerakkan, aku berjalan sambil membawa sebuah novel tebal dengan tempo yang lambat. Aku selalu malas pergi ke sekolah, apalagi saat pelajaran para guru – guru killer di sekolah, mood sekolahku seakan turun drastis. Syukurlah hari ini hari jum’at, artinya aku bisa bebas melakukan al apapun mala mini, besok, dan lusa. Membayangkannya saja sudah membuatku kembali bersemangat.

Saat aku sampai di dalam kelas, tidak biasanya kelas sudah ramai seperti ini, mungkin aku adalah murid terakhir yang sampai disini mengingat jam masuk sudah mulai mendekat. Dan seperti biasa aku melihat Yuri yang sudah terduduk dengan manis di tempatnya sambil……..mencoret – coret kertas?

Dia tidak belajar?

Apa dia sedang ada masalah?

Kenapa dia terlihat sangat merana dan terpuruk?

Kali ini aku mempercepat peregerakanku, segera ku dudukan diriku disampingnya sambil meantapanya dengan tatapan bingung dan ingin tahu, “Yul”

Yuri menoleh kearahku. Astaga, apa dia menangis?

“Yul, waegurae? Kenapa aku menangis seperti itu? Apa kau ada masalah dengan seseorang? Atau apa???”

Yuri menggeleng lalu tersenyum tipis menanggapi kalimat-kalimatku yang bernada khawatir, “Gwaenchana, aku sedang merasa…..sedih saja”

Tidak. Yuri jarang atua bahkan tidak pernah terlihat sedih apalagi sampai menangis di sekolah, ini hal yang sangat – sangat langka, pasti ada penyebab yang cukup mendalam baginya hingga matanya mengeluarkan cairan bening sebanyak itu dari kedua matanya. Aku menggeleng, “Ani, kau pasti menyembunykan sesuatu dariku. Kau tidak pernah seperti ini, memang siapa yang membuatmu seperti ini?”

Belum sempat Yuri bicara, seorang pria di dalam kelasku atau yang lebih tepatnya ketua kelas kami, Jung Yunho tiba – tiba menerikkan aba – aba untuk berdiri dan memberi salam pada wali kelas kami. Terpaksa aku dan Yuri harus menghentikkan pembicaraan kami dan mengikuti jalannya kelas. Yuri mulai menghapus air matanya yang masih terlihat membekas di kedua pipi chubbynya. Aku ingin sekali memeluknya jika saja wali kelasku masih ada di ruang guru.

Terdengar Jung songsaenim berdehem singkat untuk memulai ajang ‘ceramahnya’, seperti biasa, “Anak – anak, hari ini kita kedatangan murid baru”

Sontak perkataan singkat, padat, dan jelas yang dilontarkan Jung songsaenim membuat kelas ricu kecuali aku dan Yuri, “Songsaenim, murid barunya yeoja/namja?” Tanya Jonghyun, namja bertubuh atletis dan berpostur ‘mungil’ dengan ekspresi semangat 45.

“Murid barunya adalah seorang namja yang sangat tampan dan pintar” semua yeoja di kelas mulai menyuarakan ketertarikan mereka pada sosok itu sedangkan para namja tentunya kembali bersikap datar dan tidak perduli, “Kalau begitu, mana murid barunya, songsaenim? Aku sudah tidak sabar bertemu dengannya!” kata Luna yang langsung menyiapkan kaca di depannya.

Jung songsaenim berjalan menuju pintu kelas dan berbincang singkat dengan seseorang yang ada di sana, semua yeoja mulai heboh dan melirik – lirik kearah pintu dengan tidak sabar. Dipimpin oleh Jung songsaenim yang mengunakkan baju berdominan orange, seorang pria tampan dengan seragam sekolah kami mulai melangkah masuk membuat semua yeoja yang ada disana berteriak – teriak histeris atau berdecak kagum.

Aku yang tadinya masih memikirkan keadaan Yuri langsung membulatkan mata dengan ekspresi menganga melihat siapa murid baru itu, kembali aku berterimakasih pada dewi fortuna atau dewi aprodhite, mungkin.

Choi Siwon, dia murid baru di sekolahku……bahkan satu kelas denganku? Apa takdir sudah menyatakkan kita berjodoh?

**

Dengan kondisi dia yang duduk tepat di depanku, bagaimana aku bisa konsen belajar? Di tambah lagi dengan masalah Yuri yang sampai sekarang masih kupertanyakan. Kim songsaenim masih sibuk menulis puluhan rumus – rumus matematika yang seketika membuat kepalaku pening, Yuri sedang menatap papan tulis tapi pikirannya tidak ada disini.

Kupikir ini adalah kesempatanku untuk menghilangkan segala rasa penasaran yang berkecamuk di pikiran..

“Yul, ceritakanlah padaku kau ada masalah apa? Mungkin aku bisa membantumu, kalau kau punya masalah, janganlah dipendam sendiri. Bagilah kepada sahabatmu yang satu ini”

Aku menyodorkan secarik kertas bermotif bendera ‘Union Jack’ atau bendera Inggris kearahnya. Yuri melirik sekilas dan membaca pesan di dalamnya, dia mendesah saat dugaannya tepat aku akan menanyakan pertanyaan ini kepadanya. Perlahan dia menulis beberapa kalimat lalu kembali menyodorkan kertas itu kearahku.

“Cintaku pada si Flaming Prince harus ku kubur dalam – dalam, cinta yang sudah membutakanku selama hampir 6 tahun ini harus kusingkirkan secepat mungkin”

Aku tercekat membaca untaian kalimat yang singkat namun sangat menyakitkan untuk sahabatku, sekarang aku tahu kenapa dia terlihat murung bahkan sesekali menangisis sesuatu yang tidak kuketahui alasannya.

“Apa maksudmu?”

Yuri membuang nafas dengan kasar saat membaca kalimatku yang mungkin sedikit bodoh di matanya, ya aku akui itu karena aku terlihat terlalu banyak basa – basi. Tapi…tapi, aku benar – benar tidak tahu apa maksdunya karena fokusku sekarang ada pada pria di hadapanku.

“Aku sering mendengar orang berkata sakit hati lebih sakit dan menyayat hati dibanding sakit gigi, kurasa mereka benar. Dadaku terasa sesak saat aku tahu dia sudah memiliki kekasih, rasanya semua perjuanganku selama ini tidak ada gunanya. Cinta pertama adalah cinta yang paling berharga dalam hidup kita, dan aku sudah menyia – nyiakannya pada seorang Choi Minho, aku tidak tahu apa yang harus kulakukan lagi sekarang”

Saat membaca setiap untaian kalimat yang dia tuliskan, tiba – tiba dadaku juga terasa sesak dan ingin menangis seperti sahabatku. Aku prihatin padanya, apapun sudah dia berikan pada Choi Minho bahkan pria itu tahu Yuri mencintainya, tapi dia tidak pernah meresponnya sedikitpun dan hanya bisa memanfaatkannya. Terlepas dari itu semua, aku mengkhwatirkan cinta pertamaku.

Aku takut kisah cinta pertamaku akan sama dengan Kwon Yuri, mengingat sering terjadi kesamaan di antara kami secara tidak sengaja.

“Im Yoona, apa yang tadi barusan saya katakan?” suara berat Jung songsaenim sukses membuat seisi kelas melirik kearahku. Aku yang sedang membalas ‘surat’ dari Yuri langsung menjatuhkan pen yang sedang kugenggam dan mendapati seisi kelas menatapku dengan tatapan yang bercampur aduk.

“Ne, songsaenim?”

“Apa yang barusan aku jelaskan di depan kelas, Nona Im?”

Baiklah, ini adalah akhir dari hidupku. Jelas aku tidak tahu apa yang barusan Jung songsaenim jelaskan, dan kurasa dia menyadari hal itu. Perlahan kelenjar kulitku mengeluarkan keringat dingin karena gugup dan aku hanya bisa menggigit bibirku karena tidak tahu harus menjawab apa, “Kau tidak tahu kan, Nona Im?” aku menggeleng pasrah.

“Cepat kerjakan soal di depan, jika kau tidak bisa mengerjakannya, jangan harap 2 minggu ke depan kau bisa ikut dalam pelajaranku” aku tercengang mendengar kalimat Jung songsaenim bernada mengancam dan mematikan itu, tanpa pikir panjang aku langsung berdiri sambil membawa buku, “Letakkan bukumu di meja”

Bersiaplah Im Yoona, kau akan ketinggalan materi pelajaran matematika selama 2 minggu, batinku berbicara. Aku melangkahkan kakiku ke depan papan tulis sambil menggigit – gigit bibir bingung apa yang ingin kutuliskan di papan putih ini.

Aku melirik ke semua anak di kelasku, seakan tahu aku meminta bantuan, mereka hanya bisa menggeleng atau menunjukkan tatapan ‘aku-juga-tidak-tahu-maksud-soalnya’ yang membuatku semakin kikuk berdiri di hadapan 32 anak dengan tanpa tujuan atau sejenisnya.

“Songsaenim, bolehkah aku membantunya mengerjakan soal itu?” sekarang giliran aku yang membulatkan mataku dan menoleh kebelakang, mencari sumber suara itu. Perasaan kaget dicampur bahagia yang tak bisa kubendung langsung menyelimuti perasaan hatiku yang tiba – tiba mendesir saat tahu siapa dia. Dia adalah Choi Siwon, dia mau membantuku?

“Kau mau membantunya?” Choi Siwon mengangguk dengan pasti.

Perlahan dia berdiri dan berjalan mendekatiku yang membatu. Pipiku memperlihatkan semburat merah saat dia mendekatkan wajahnya kearahku, “Bantuanku ini tidak gratis, Nona Im”

Dia pun mulai menulis sederet angka yang sekali lagi membuatku mual melihatnya, Jung songsaenim tersenyum puas melihat hasil kerjanya yang sangat rapi dan benar. Tapi tak lama senyumnya memudar lalu berganti menatap horror kearahku, “Im Yoona, temui aku di ruanganku sepulang sekolah”

Dewi fortuna sempat meninggalkanku saat aku sedang asik dengan Yuri, tapi dia kembali ketika Choi Siwon menawarkan dirinya secara langsung untuk membantuku. Oh Tuhan, apa ini yang disebut cinta?

**

‘The Mortal Instruments: City of Fallen Angels’ and a cup of milk coffee such a PERFECT SATURDAY NIGHT! Itulah kegiatanku di malam minggu yang biasanya dihabiskan para remaja wanita bersama sang kekasih atau sekedar berjalan – jalan di luar rumah, contohnya eonnieku yang selalu menghabiskan malam minggunya bersama si ikan jelek, Lee Donghae. Tapi tidak bagiku, malam minggu adalah waktunya aku bersantai di balkon kamarku sambil membaca novel ditemani secangkir teh atau kopi. Terkadang berbagai lullaby turut menemani malam yang indah, malam minggu.

Hari ini aku melakukan rutinitasku, ketika jam dinding berdentang tepat pukul 07.00 KST, aku akan keluar dengan sendirinya sambil membawa secangkir teh atau kopi yang biasanya sudah kusiapkan sebelumnya, kuraih novel yang sudah siap di meja balkon dan mulai membacanya. Sebelum membaca tentunya aku melirik kearah rumah tepat di seberangku dengan seksama, mencari sosok Choi Siwon yang biasanya berpakaian rapi seperti ingin berkencan. Aku berusaha tidak memperdulikan fakta itu, tentu saja seseorang seperti Choi Siwon pasti punya kekasih.

Aku tidak ingin memikirkannya, jika aku melakukannya mungkin sekarang aku akan masuk ke dalam kamar dan mulai menangis, tapi masih ada novel yang sudah menanti untuk kubaca. Segera kulanjutkan acara membacaku tanpa mempedulikkan lingkungan sekitarku.

“Hei, Nona Im!”

Reflex aku menoleh kearah sumber suara. Mataku langsung membulat saat tahu siapa yang memanggilku beberapa detik yang lalu, Choi Siwon sedang melambaikan tangannya sambil tersenyum dengan tampannya kearahku. Oh astaga, kenapa tiba – tiba oksigen disini terasa habis setelah aku melihat pemandangan itu?

“H…hei, Choi Siwon” kataku tersenyum kaku karena terlalu gugup. Oh jangan memperlihatkan tingkah bodoh dihadapannya Yoona!

Terlihat Siwon sedang menggendong Jolie yang tertidur, anjing kecil yang lucu tapi menyebalkan itu. Siwon masih tersenyum ramah kearahku, “Aku menyukai anjingmu itu, dia lucu” kataku memulai topic pembicaraan yang sama sekali tak penting dan…..bohong. Cukup Im Yoona! Cukup! Kau harus minum sekarang juga untuk menghalau rasa gugupmu itu.

Siwon mengangguk – angguk seakan dia mengerti, “Ternyata kau ini sangat perhatian dengan anjingku, pantas saja kau sering memperhatikan kamarku”

“UHUK! UHUK! UHUK!” aku tersedak mendengar perkataan Siwon barusan. Mwo? Dia tahu aku sering memperhatikan jendela kamarnya? Apa aku terlalu terang – terangan.

“Gwaenchana? Kau kenapa?” aku menggeleng lalu tersenyum kaku lagi, hah ternyata aku benar – benar jatuh cinta padanya.  Tapi ada yang aneh dengannya, dengan kemeja rapi seperti itu dia malah sibuk menggendong anjing kesayangannya, apa pacarnya tidak akan menunggu lama?

”Kau tidak pergi berkencan?” tanyaku dengan nada parau dan penuh keraguan, Siwon kembali tergelak mendengar pertanyaanku, “Berkencan?” aku mengangguk untuk memastikan pendengarannya 100% benar.

“Aku ingin berkencan dengan siapa? Bahkan aku tidak punya seorang kekasih” kata Siwon sambil tertawa.

OH YEAH! Rasanya aku ingin berteriak sambil melompat – lompat mendengar kalimatnya barusan, dia masih single? WOAH IM YOONA.

“Lalu kenapa hampir setiap sabtu kau berpakaian seperti itu?” Aku sengaja mengajak bola mataku menjelajahi penampilannya hari ini. Sepatu hitam, celana panjang berwarna senada dengan sepatunya, dan kemeja berwarna putih.

“Oh itu, setiap sabtu aku mengambil kerja sampingan sebagai bartender di sebuah café di Seoul, untuk sekadar untuk menambah uang saku” katanya sambil mengelus Jolie dengan penuh kasih sayang.

Astaga, jadi itu alasannya selalu memakai pakaian rapi seperti ingin berkencan? Tapi, bartender? Dia pintar ‘meracik’ kopi? Selain itu, dia ingin mendapatkan uang dengan tangannya sendiri tanpa meminta pada orangtuanya? Pria idamanku.

“Kau pintar meracik kopi? Wow, sepertinya kita berjodoh” Im Yoona apa yang barusan kau katakan, anak pintar?

“Kau suka minum kopi?” Tanya Siwon dengan ekspresi berbinar, aku hanya mengangkat cangkir  yang berisi milk coffee ku untuk memberitahunya bahwa aku menyukai kopi dan sejenisnya.

“You should make some coffee for me someday, Mr Choi” kataku dengan nada bercanda yang terdengar jelas.

“I will, Ms Im” katanya mengulum senyum.

Novel yang sudah kubiarkan selama 3 hari kini harus kembali ku diamkan karena perbincangan hangatku dengan Choi Siwon, tetangga sekaligus pria yang kucintai. Ditemani bintang – bintang yang bersinar terang dan angin yang berhembus dengan damai, kami berbincang – bincang sambil tertawa – tawa ringan, pagar besi yang membatasi interaksi kami tidak menjadi penghalang, justru dengan pagar itu kita bisa saling bersender disana.

Choi Siwon, pria yang kuanggap akan sulit ku gapai, ternyata sangat ringan untuk diajak berbincang. Kuharap……kejadian ini terus terulang, atau mungkin lebih dari

**

Jam dinding di kamarku kembali mengusik ketenanganku di pagi hari, dan yang paling menyebalkan adalah saat dia menganggunya di hari senin pagi, seperti saat ini.

“Aish! Mwoya” pekikku dengan nada sakratis, kulirik jam dindingku.

Aku menghembuskan nafasku kesal, “06:05, saatnya sekolah”

Dengan langkah malas, perlahan aku turun dari ranjang lalu mengambil handuk. Tentunya tak lupa aku melirik kearah jendela kamar pria yang ada di sebrangku, terlihat dia sedang sibuk membereskan buku – buku pelajarannya. Kukulum senyumku melihat ‘si tampan’ yang semakin terlihat tampan ketika dia baru bangun tidur.

Setelah puas memperhatikkan Siwon, aku langsung masuk ke dalam kamar mandi sebelum Jessica eonnie mengomel.

**

Dengan gerakan dipercepat, aku memasukkan buku – buku yang harus dibawa hari ini. Setelah itu memakai seragam dan memakai bedak.

Sebenarnya gerakan ini sama sekali tidak pantas di bilang ‘gerakan cepat’, karena aku sendiri sengaja sedikit ‘memperlambat’ pergerakanku karena setiap hari Senin, Jessica eonnie selalu terlihat lebih ‘repot’ dari biasanya dan biasanya aku selalu menggodanya dengan cara seperti ini.

Tapi ada yang aneh, kali ini tidak ada suara teriakkan cempreng dari ruang makan seperti biasanya, atau ancaman semacam akan meninggalkan atau mengutukku. Dimana Jessica eonnie? Atau jangan – jangan dia terlambat bangun? Oh baguslah kalau begitu.

Segera kusampirkan tas selempangku di pundak kananku dan berjalan turun melewati tangga rumah untuk menghampiri keluarga kecilku di meja makan.

“Pagi semua—“

Appa, eomma, dan………mana Jessica eonnie?

“Eomma, mana eonnie?” Tanyaku dengan nada bingung.

Mereka berdua saling melirik membuatku semakin merasa aneh, “Eonniemu sudah berangkat kuliah tadi pagi”

Spontan aku membulatkan mataku mendengar pernyataan eomma, “Mwo? Berangkat kuliah tadi pagi? Kenapa Eonnie meninggalkanku? Lalu aku berangkat naik apa?” Tanyaku bertubi-tubi.

Appa bangkit dan berusaha memberikan penjelasan padaku, “Begini, Yoona-ya, tadi pagi mobil eonniemu mogok. Appa tidak tahu kenapa itu bisa terjadi, karena itu Eonniemu menelpon kekasihnya untuk menjemputnya.”

Wajahku memerah menahan amarah mendengar penjelasan appa, “Kenapa eonnie begitu egois? Apa eonnie tidak memikirkan bagaimana adiknya berangkat sekolah?”

Kali ini eomma yang berdiri berusaha untuk menjelaskan permasalahn kecil yang sepertinya akan menjadi besar karena kemarahanku, “Chagi, eonniemu bilang Donghae harus buru – buru berangkat kuliah dan tidak sempat untuk menunggumu, bahkan saat eonniemu berangkat kau belum bangun”

“Lalu sekarang aku berangkat ke sekolah dengan apa, eomma, appa?”

Appa menggosok tengkuknya bingung sedangkan eomma menggaruk – garuk pelipisnya karena bingung harus bagaimana sekarang.

Tiba – tiba appa mengeluarkan dompetnya lalu mengeluarkan uang yang nominalnya cukup besar, aku menatapnya tak percaya, “Appa! Jangan bilang aku harus naik kendaraan umum?!”

Appa terlihat pusing melihat tingkahku yang mungkin masih seperti anak kecil, aku tidak perduli! Ini tidak adil bagiku, “Kau tahu kan setiap hari Senin appa berangkat ke kantor pukul. 08:00 pagi?”

Aku hanya bisa mengepalkan telapak tanganku dengan wajah yang sudah memerah karena emosi yang sudah kutahan sejak tadi.

**

SIWON POV

Aku sedang mengeluarkan motor merahku dari garasi rumah sambil bersiul – siul tak sabar berangkat sekolah, sampai teriakan dari rumah yang tepat berada di samping rumahku mengusik ketenangan pagi. Terdengar suara wanita berteriak kencang lalu membuka pintu rumah dengan kasar yang membuatku cukup kaget karena suaranya nyaring, diikuti 2 orang berbeda gender dan berusia diatas 40 tahun sedang mengejar – ngejarnya sampai ke luar pintu, aku memperhatikkan mereka dari sela – sela pagar besiku dan melihat Yoona, tetangga sekaligus teman 1 kelasku yang sepertinya sedang dilanda emosi oleh kedua orangtuanya.

Samar – samar aku mendengar teriakkan mereka karena suara Yoona cukup nyaring..

“Apa eomma dan appa tega membiarkanku pergi ke sekolah dengan kendaraan umum yang notabanenya berdesak – desakkan, begitu?”

“Bukan begitu Yoona-ya, hari ini saja, appa janji besok mobil Sica eonnie sudah siap untuk dipakai kembali”

“Kalau begitu kenapa aku harus sekolah juga hari ini?”

“Chagi, bukan begitu maksud eomma dan appa, kami………..”

Aku terus mendengarkan pertengkaran Yoona dengan kedua orangtuanya. Sekarang aku tahu alasan kenapa pertengkaran ini bisa terjadi, kendaraan. Yoona ingin berangkat ke sekolah dan tidak ada kendaraan, ku lirik motor merahku yang seakan tersenyum mengiyakan. Aku pun ikut mengulum senyum dan segera turun dari motor kesayanganku.

End of SIWON POV

“Lebih baik aku pergi dari rumah dibanding aku harus naik kendaraan umum!” pekikku yang sudah muak dengan nada tinggi lalu melangkah kearah selatan membelakangi kedua orangtuaku. Biarkan saja, aku sudah muak dengan ini semua. Mereka semua MENYEBALKAN!

Dengan muka tertekuk dalam, aku terus melangkah sampai aku melihat seroang pria berhenti tepat di depanku, senyum mautnya sukses membuatku tercekat dan bingung harus berbuat apa, “Annyeong, Nona Im”

Siwon menoleh kearah kedua orangtuaku masih dengan senyum ramahnya, “Annyeong ahjussi, annyeong ahjumma” kedua orangtuaku ikut tersenyum kaku, mungkin mereka merasa malu ada seseorang yang memergoki acara pertengkaran keluarga kami.

“Perkenalkan namaku Choi Siwon, aku tetangga baru kalian yang kebetulan satu sekolah dan satu kelas dengan Yoona.” Kata Siwon membuka perkenalannya dengan kedua orangtuaku, oh astaga apa maksudnya?

“Maaf atas kelancanganku mendengar percakapan kalian tadi sebelum kedatanganku, dan aku disini hanya ingin menawarkan bantuanku pada Yoona”

Bantuan? Bantuan apa? Kenapa perasaanku berkata ada sesuatu hal baik yang sebentar lagi akan terjadi?

“Kebetulan aku membawa motor priabdi ke sekolah, bagaimana kalau hari ini Yoona berangkat dan pulang bersamaku?”

Aku langsung menatap kearah bola matanya dengan mata yang membulat sempurna, entahlah aku merasa begitu kaget tapi sangat….bahagia. Oh Thanks God, tidak hanya mendapatkan tumpangan secara gratis, tapi yang mengantarku adalah Choi Siwon!

“Itu ide yang sangat bagus” kata Eomma dengan nada bahagia, sementara appa ikut mengangguk menyetujuinya.

“Setidaknya anakku tidak kabur dari rumah hanya karena tidak ada kendaraan pribadi untuk ke sekolah” mungkin itu yang ada di pikiran kedua orangtuaku. Siwon menatapku seakan bertanya “kau-mau?” dan aku pun tersenyum sebagai jawaban atas pertanyaan tak terlontakan darinya.

Apa aku sedang bermimpi? Choi Siwon menawarkan diri untuk mengantarku, untuk berangkat ke sekolah bersamanya? Aku tahu aku berlebihan tapi hatiku serasa ditumbuhi oleh 1001 bunga – bunga bermekaran. Ah Choi Siwon!!

**

“Sejujurnya seumur hidupku aku baru 2 kali menaiki kendaraan berybyh langsing ini”

Siwon yang sudah siap di posisinya kembali tersenyum, dia meraih kedua lenganku dan meletakkannya di perut sixpacknya, kurasakan darah di seluruh tubuhku mengalir semakin cepat dan pipiku bersemu merah bak kepiting rebus karena menahan malu, aku bersyukur SIwon tidak bisa melihat wajahku.

“Peganganlah yang kuat, aku akan sedikit menambah kecepatan, sepertinya kita hampir telat” aku hanya mengangguk karena masih merasa malu. Yang bisa kulakukan hanyalah menelungkupkan wajahku ke punggungnya sambil menikmati jalannya motor yang berkecepatan cukup kencang.

Yuri memperhatikan wajahku yang sedari tadi tak henti-hentinya tersenyum, dia mengibas – ngibaskan telapak tangannya di depan wajahku tapi belum sanggup mengalihkan perhatianku dari alam bawah sadar, “IM YOONA!”

“Omo! Kamjakiya! Yuri, kau kenapa!?” pekikku karena terlalu kaget mendengar pekikan Yuri yang menurutnya terlalu kencang. Suara pekikanku cukup kencang membuat beberapa penghuni jalanan menuju rumahku menoleh kearah kami, aku menunduk meminta maaf pada mereka atas sikap Yuri yang memalukan.

Saat ini, aku dan Yuri harus mengerjakan tugas merangkum 3 novel terjemahan, tenu saja Yuri akan langsung memintaku untuk memilih dan membaca ulang 3 novel yang menjadi pilihannya, berhubung di rumahku ada perpustakaan pribadi khusus untuk menyimpan buku – bukuku yang sudah lama , “Apa kau sedang mencoba untuk mempermalukanku?”

Yuri hanya bisa nyengir sambil membuat tanda ‘V’ dengan jari telunjuk dan tengahnya, “Mianhae, hanya saja aku bingung melihatmu yang tadi sedang merenung, biasanya kau akan berceloteh ria tentang drama yang kau tonton kemarin malam.”

Aku menoleh kembali ke depan tanpa memperdulikan pertanyaan Yuri, tiba – tiba aku teringat kejadian yang tadi pagi barusan aku alami dan secara tak sadar aku kembali tersenyum – senyum sendiri, Tidak biasanya aku seperti ini, mengalami perasaan ini. Walaupun pandanganku terhalang oleh sebuah kaca, tapi itu tidak menghalangi mata hatiku untuk melihat dan menyadari bahwa…aku mencintainya. Ya, aku mencintainya. Inikah yang dinamakan cinta pada pandangan pertama?”

Yuri langsung menoleh mendengar gumaman reflex yang barusan ku lontarkan, dengan tatapan penuh ketidakpercayaan, dia menarik daguku untuk menatapnya, “Kau barusan bilang apa? Cinta pandangan pertama? Kau sedang jatuh cinta?”

Aku mengangguk cepat, ah rasanya aku menemukan saat yang tepat untuk membicarakan hal ini, diiringi senyuman aku kembali tersenyum, “Dengan siapa? Cepat beri tahu aku, Im Yoona!”

“Choi Siwon” kataku mantap.

Yuri membulatkan matanya, “MWO? Ch…choi Siwon? Anak baru itu? Bagaimana bisa? Dia baru masuk ke sekolah kita selama 3 hari?”

**

Aku menghempaskan tubuhku ke ranjang sedangkan Yuri sedang duduk di dekat jendela sambil memperhatikan rumah Siwon dengan ekspresi penasaran, “Omo! Omo! Jadi dia tetanggamu? Dan kau…selalu memperhatikannya dengan kaca lup ini?” aku mengangguk mengiyakan.

Yuri menggeleng – gelengkan kepalanya saat tahu tingkah bodohku itu, dengan gerakan cepat aku langsung bangkit dan duduk di sebelahnya, “Dia tampankan?” Jelas saja Yuri mengangguk, di hari pertama Siwon masuk ke sekolah kami, mungkin seluruh murid disana langsung melirik kearahnya dengan mata yang hampir keluar. Dan Yuri sudah memujinya di hari itu juga, siapa sangka seorang Im Yoona bisa menyukai Choi Siwon, pria yang tinggal di sebelah rumahnya selama 1 bulan lebih?

“Setiap malam, aku terbiasa mengobrol dengannya di balkon, kau tahu perasaanku yang dulu harus bersusah payah untuk melihatnya, sekarang aku bisa mengobrol dengannya sepuasku? Bahkan drama dan novelku menumpuk disana” Yuri menoleh kearah tempat DVDku dan rak buku kecil yang biasa kugunakan untuk buku yang belum kubaca.

“Ya, semoga kau beruntung, kau bisa mendapatkannya. Jangan seperti aku yang berakhir penderitaan, aku hanya bisa mendoakan yang terbaik untukmu”

Senyum yang ada di wajahku semakin memudar saat mendengar kalimat Yuri yang terakhir……tiba – tiba rasa pesimis menghantuiku, akankah aku mendapatkan hatinya?

**

Aku mengembungkan wajahku kesal melihat Siwon yang tertawa keras melihat wajah cemberutku yang tiba – tiba ditumbuhi banyak ‘benda-benda’ merah, jika tidak ada pagar besi yang memisahkan kami, mungkin sekarang tulang keringnya akan mengalami penderitaan yang tiada tara saat aku menendang tulang itu, “Kenapa kau malah mentertawakanku?”

Dengan sisa tawanya, Siwon berusaha menjawab pertanyaanku, “Kau terlihat lucu….dan menggemaskan….hahaha” suara tawanya kembali membuatku kesal.

“Yak! Aku tidak jerawatan, ini semua karena aku salah membeli cookies. Seharusnya aku melihat dulu apa ingredient di dalamnya, mana aku sangka choco cookies ternyata mengandung greentea!” kataku berusaha menjelaskan permasalahanku secara singkat padanya, dia akhirnya bisa berhenti tertawa dan mulai merapikan posisi duduknya seperti semula.

“Berani bertaruh besok pagi wajahmu akan kembali seperti semula, kembali cantik”

BLUSH

Semburat merah langsung nampak di pipiku. Merah ini bukan karena alergiku atas greentea, tapi perkataan Siwon-lah yang membuatku semakin malu, dia tidak menyadari semburat merah di wajahku karena wajahku memang sudah memerah sebelumnya. Kali ini aku sedikit bersyukur dengan ’benda-benda’ merah berpenampilan jelek yang sekarang masih ingin menempel di pipiku.

Seperti yang kalian lihat, tidak ada kecanggungan dalam interaksi kami, kami sudah terbiasa untuk mengobrol dan berbagi satu sama lain karena sudah hampir 2 bulan rumah kami bersebelahan seperti ini. Aku bahkan tahu warna favorit dia adalah hitam, dia bisa bermain drum, gitar, dan piano, bahkan dia sempat mengaransemen lagu dan lullaby bergenre romantis. Dan yang paling mencengangkan, dia sangat menyukai sosok Vin Diesel, si botak nan tampan pemain utama ‘Fast Furious’, bahkan kami sudah sepakat jika Fast Furious 7 sudah keluar, aku adalah orang pertama yang akan diajaknya untuk menonton film yang sedang ditunggu – tunggu olehnya.

“Yoona….besok temani aku membeli hadiah ya” aku mengerutkan dahiku bingung, “Hadiah untuk siapa?”

Siwon tersenyum, “Seseorang….yang kucintai”

DEG.

Apakah ada petir di kepalaku saat ini? Mengapa aku merasakkan aliran listrik seperti mengguncang tubuhku, pikiranku, dan terutama hatiku. Seperti disayat oleh 100 pisau sekaligus, hatiku terasa sakit saat mendengar Siwon mengucapkan kalimat tadi.

Benar apa kataku, kejadian yang kualami sering terjadi juga dengan Yuri, seperti sekarang. Perasaan kami sama – sama terluka oleh cinta pertama kami sendiri, apakah ini takdir?

“Kau sudah punya pacar?’’ kataku dengan suara parau, oh Im Yoona jangan menangis di hadapannya.

Siwon menggeleng ambil tersenyum membuatku semakin ingin menjerit, “Ani, aku hanya mencintainya, dan mungkin aku akan menyatakan perasaanku padanya hari itu, kau juga datang ya”

Apa pendengaranku sudah mulai memburuk? Benarkah apa yang kudengar tadi? Bayangkan saja jika seseorang yang kau cintai mencintai orang lain, dan mengajakmu saat dia ingin menyatakan perasaan terpendamnya pada gadis itu, miris bukan? Itulah yang terjadi padaku sekarang.

Aku mengangguk dengan berat, “Baiklah, kapan kita akan membeli hadiahnya?”

“Besok saja, saat hari minggu biasanya akan banyak barang bagus yang ‘bertebaran’ di  toko”

Oh Tuhan, inikah yang namanya cinta bertepuk sebelah tangan? Kenapa disaat aku mencintainya, mata hatinya tertutup untuk peka dan membalas perasaaku?

**

Di hari minggu seperti ini, mungkin orang – orang yang menatap kami mengira kami adalah sepasang kekasih yang sedang menghabiskan waktu libur bersama, apalagi tangan kekar Siwon melingkar di bahuku semakin menunjukkan betapa ‘mesranya’ kami di hadapan mereka. Tapi justru perlakuan itu semakin membuatku harus berusaha bernafas dengan baik, ternyata Siwon memang menganggapku sebagai sahabatnya. Kenapa takdir begitu kejam pada kisah cintaku?

Siwon mengajakku masuk ke sebuah toko souvenir, barang – barang disini sangat menggemaskan dan lucu, rasanya aku ingin mengeluarkan semua isi dompetku untuk membelinya, “Bantu aku mencari hadiah untuknya, benda apapun yang kau suka, berikan saja padaku. Kurasa selera kalian mirip”

Aku hanya bisa mengangguk pasrah dan mulai berjalan mengitari toko kecil ini, ku kelilingi setiap lorong yang ada disana, mencari sebuah benda yang terlihat lucu dan unik menurutku. Sampai akhirnya aku masuk ke dalam lorong stationery dan melihat sebuah album photo.

Album photo itu berbentuk persegi panjang dan mendominasi warna merah jambu, album itu berbahan dari kain dan texturnya lembut dengan bulu – bulu halus yang menghiasi. Di bagian depan terlihat ada tempat foto kecil, di tengah album tertulis “Our Precious Memories”. Aku langsung jatuh cinta dengan album foto itu, tanpa berfikir panjang aku mengambilnya dan membawa album itu kepada Siwon.

“Mr Choi, aku sudah mendapatkan barang yang kusuka disini” kataku sambil menyerahkan album photo itu padanya, dia tersenyum lalu segera membawa album itu ke kasir, di dalam genggamannya juga ada sebuah kotak kado berbentuk persegi panjang berwarna ungu pita hitam.

Kami meneruskan acara belanja kami ke sebuah toko sepatu yang berada beberapa blok di samping toko tadi, Siwon menarikku masuk. Kehadiran kami langsung disambut hangat oleh beberapa pelayan disana, “Annyeong hasseyo, ada yang bisa saya bantu?”

“Yoona, kau cari sepatu mana saja yang kau suka dan seperti biasa kau tinggal bawa itu kehadapanku” sekali lagi aku hanya mengangguk dan mengikuti apa yang dia katakannya. Sekarang aku sedang sibuk melihat – lihat sepatu – sepatu di toko ini yang….WOW, semuanya tampak luar biasa sexy.

Dan aku menemukannya di sisi paling ujung sebelah kiri, yap, sepatu heels pink yang sangat cantik menurutku, tanpa pikir panjang aku langsung mencobanya. Hatiku sudah menetapkan bahwa sepatu ini adalah destinasiku. Dengan wajah datar aku memberikan sepatu pilihanku dan dia hanya bisa memberikan senyum mautnya.

**

“MWO? DIA MENCINTAI SESEORANG?” dengan lemah aku mengangguk. Tanpa disadari, buliran air mata sudah mengenang dan siap untuk tumpah. Wajar saja Yuri bisa memekik sekencang itu, ini kamarnya. Dia bebas melakukan apapun dan aku pun tidak ada hak untuk melarangnya.

Yuri sangat mengerti perasaanku, kami sudah akrab sejak kecil dan itu yang membuat hubungan batin kami sudah sangat terikat. Aku mengerti Yuri, begitupun dengannya. Yuri langsung memelelukku dengan erat membuat air mataku sekarang tumpah dengan deras seperti air sungai yang sedang meluap.

“Kau harus mencari laki – laki lain sepertiku, hatiku sudah melupakan Minho dan sekarang aku bisa bebas bersama Jongwoon, kau juga harus sepertiku. Lupakanlah dia, carilah masa depanmu yang sebenarnya. Mungkin mereka memang bukan untuk kita, Yoong”

Aku merenungkan perkataan sahabatku, “Mungkin…saat dia sudah memiliki kekasih, aku akan berusaha menjauhkan diri darinya. Ya, harus”

Yuri mengangguk setuju dengan tekadku, “Ya, kau harus melakukannya sebelum terlambat”

**

From: Choi Siwon

“Nona Im, jangan lupa datang ke Flower Garden milik Pak Jung malam ini, bantuanmu sangat kubutuhkan ;)”

Kupandangi diriku yang sekarang sudah memakai gaun berwarna pink selutut di depan kaca bundar yang ada di kamarku. Kuputar – putar tubuhku dan tersenyum melihat diriku yang sudah terlihat cantik, tak lupa aku memakai kalung sebagai aksesorisnya. Aku hanya sedikit memoleskan wajahku dengan make up. Kupilih flat shoes berwana putih yang semakin memperlengkap penampilanku malam ini.

Aku tahu aku tidak ingin berkencan dengannya, tapi minimal penampilanku harus terlihat cantik dan baik di hadapannya, walaupun secantik apapun penampilanku, dia tetap akan mencintai sang tambatan hati. Okay Im Yoona, lupakan dia dan bantulah dia mendapatkan gadis beruntung itu.

Ini hari sabtu, dan tentunya Jessica eonnie sedang berkencan sehingga aku terpaksa memilih taxi sebagai alat transportasiku. Sebenarnya appa ingin mengantarkanku, tapi aku menolaknya karena kurasa dia tidak perlu tahu tentang ini. Saat aku sampai di rumah kaca bertajuk ‘Flower Garden’ milik Pak Jung, dengan ragu kulangkahkan kaki ini untuk masuk ke dalam.

Gelapnya langit dan penerangan yang redup tidak menyurutkan keindahan Greenhouse itu, justru di malam hari pemandangannya semakin menyegarkan hati, sungguh indah dan….romantis. Jujur, siapapun gadis itu, aku benar – benar iri dengannya, Siwon sangat pintar mengombang – ambingkan dan membuat seorang wanita melayang hanya karena dia memilih tempat yang luar biasa romantis seperti ini untuk menyatakan perasaannya.

Kubuka pintu kaca yang menjadi pembatas antara rumah kaca dan sekitarnya, kuamati tempat ini yang sepertinya sudah benar – benar di setting menjadi suasana penuh ketenangan. Aku melirik kebawah dan mendapati jalan setapak disana sudah dipenuhi lilin – lilin kecil yang menerangi jalan, hatiku bergetar melihat semua ini, apakah aku salah masuk pintu? Mungkin seharusnya aku lewat pintu belakang dan membiarkan gadis itu yang melihat ini semua lebih dulu. Tapi Swion tidak memberitahuku jalan mana yang harus kulewati dan aku juga sudah terlanjur masuk melalui jalan ini, lebih baik aku segera mencari Siwon sebelum dia mengira yang datang adalah gadisnya.

Aku melangkah perlahan sambil melirik ke kanan dan ke kiri, menikmati pemandangan yang tercipta di Greenhouse yang rata – rata berisi bunga – bunga yang bermekaran.

Tiba – tiba suara Lullaby menggema di ruangan kaca ini. Dentingan piano yang lembut membuat hati kecil ini melayang, oh kenapa ini sangat romantis? Hatiku berdesir mendengar setiap untaian nada yang dimainkan oleh seseorang.

Kulihat di ujung jalan setapak sebuah piano hitam berdiri disana, memainkan Lullaby yang sedari tadi masih kudengarkan, terlihat seorang pria dengan tuxedo berwarna hitam sedang asik memainkan pianonya. Bisa kutebak dia adalah Choi Siwon, pria yang sekarang sedang mengaduk – ngaduk perasaanku.

Aku berhenti tepat di ujung jalan setapak saat Lullaby itu berhenti berdentang, pria yang memainkan piano itu berdiri lalu menghampiriku yang sekarang tercengang melihat ketampanannya yang luar biasa, diiringi senyum, “Akhirnya kau datang” kembali dia tersenyum membuat jantungku berdetak begitu cepat, terlebih matanya sekarang sedang menatapku dari bawah ke atas dengan intens.

“Sekarang aku sudah datang, apa yang harus kulakukan?”

Siwon kembali tersenyum mendengar pertanyaanku, kyaaaa apa yang terjadi padanya?

Tak lama dia menjentikkan jarinya dan….

BLUP. BLUP. BLUP.

Aku menoleh dan mendapati setiap lilin yang tadi kulewati perlahan padam dengan sendirinya, dahiku berkerut aneh melihatnya. Aku semakin bingung dengan situasi ini, apa ini salah satu kejutan Siwon untuk kekasihnya?

Sekarang lampu disini semua padam, tidak ada penerangan apapun yang bisa menerangi pandanganku, “Yak, aku—“

“Ssst….apa kau masih tidak mengerti dengan ini semua, Yoona-yah?” suara lembut bak beledu miliknya membuat aku terdiam masih tidak mengerti, aku menatap mata gelapany untuk mencari maksud dari kata – katanya, tapi yang kudapat adalah suatu tatapan yang sulit diartikan, aku masih tidak mengerti sampai aku melihat lilin – lilin yang sengaja dibentuk sebuah hati ‘berenang’ di kolam yang posisinya tepat berada di sampingku.

Pandanganku langsung teralihkan kearah kolam dengan tatapan penuh ketakjuban, Ini benar – benar romantis. Kudekatkan diriku menuju kolam, sekilas melupakan Siwon yang sepertinya sedang tersenyum senang menatapku, aku tidak bisa melipat kakiku untuk sekedar memainkannya karena aku memakai dress, “Yeppoda..” gumamku diiringin senyuman.

Siwon berjalan menghampiriku dan dia merendahkan tubuhnya, menyamakan posisinya denganku, “Kau suka?” jelas aku mengangguk, aku sangat – sangat menyukainya.

“Tapi…bukankah ini untuk gadis itu? Kenapa kau tunjukkan ini semua padaku? Bukankah aku disini hanya untuk membantu?”

Siwon mendesah pelan lalu beringsut mendekatiku, “Apa kau tidak peka apa maksud ini semua?”

“Gadis itu adalah kau, Im Yoona. Aku mencintaimu, bahkan….aku pindah ke samping rumah dan belajar di sekolahmu itu karena kau”

Aku tercengang mendengar pernyataan cinta yang ditujukannya padaku, aku hanya berharap apa yang kudengar bukanlah sebuah hal yang berasal dari imajinasiku, “Tapi bukankah kau bilang gadis itu—“

“Ya, gadis itu cemburu pada dirinya sendiri”

BLUSH.

Semburat merah langsung muncul di bawah kulit pipi putihku, segera ku menundukkan kepala tak mau semakin dipermalukkan olehnya, “Aku senang perasaanku terbalas, gomawo” katanya sambil menunjukkan senyuman mautnya di hadapanku.

“Jadi selama ini….kau tahu tentang perasaanku?” aku mengatakannya dengan ekspresi kesal yang dibuat – buat, dia hanya mengangguk sambil tertawa geli melihat ekspresiku, “Sudahlah, lebih baik sekarang kita makan malam, aku sudah menyiapkan makan malam untuk kita”

Siwon meraih tanganku lalu mengajakku berjalan menuju meja makan yang tidak jauh dari posisi kami berdiri, penerangannya agak redup seperti tadi saat aku pertama kali datang kesini. Perutku tiba – tiba berteriak – teriak memintaku untuk mengisinya dengan makanan – makanan lezat yang ada di hadapanku sekarang, tanpa pikir panjang aku langsung melahapnya membuat Siwon tertawa melihat tingkahku.

**

Aku masih menatap Siwon dengan tatapan ragu saat dia menepuk – nepuk tempat di sebelah kanannya lalu melirik dress yang kukenakan, Apa dia serius mengajakku duduk di atas rerumputan sedangkan aku memakai dress?

Dengan ragu aku menerima ajakan Siwon untuk duduk disebelahnya, seakan mengerti Siwon menunduk singkat saat aku sedang membenahi rokku agar tidak terlalu terbuka saat duduk di atas rerumputan, aku menepuk bahunya agar dia tahu aku sudah selesai, “Apa yang ingin kau tunjukkan padaku?”

Siwon tersenyum sambil bangkit berdiri dan tiba – tiba dia berlari meninggalkanku, aku yang bingung hanya bisa menatap kepergiannya. Tak lama dia sudah kembali dengan sebuah kotak berwarna cream yang sangat cantik, sebelum memberitahku apa yang ada di dalam sana, dia kembali duduk di sampingku, “Ini untukmu.”

Aku mengambil kado tadi dengan ragu, “Bukalah.”

Kembali ku ikuti apa yang dia katakana dan mulai membuka kado itu, mataku berbinar saat melihat apa yang ada di dalam kado itu. Ternyata isinya adalah sebuah sepatu berwarna pink dan album photo yang berwarna senada dengan sepatu, tampak sebuah Polaroid berwarna putih di ujung kotak, aku kembali menatapnya yang masih tersenyum, “Ini semua barang yang kemarin, kan?”

Siwon mengangguk, “Aku sengaja menyuruhmu yang memilih kado ini, karena aku belum begitu mengenal apa yang kau mau, tapi ternyata selera kita sama karena kau memilih album photo dan aku sudah membelikanmu Polaroid sejak lama”

Tanpa pikir panjang, aku langsung memeluknya dengan erat karena terlalu senang, “Gomawo atas segalanya, aku sangat menyukainya” Siwon membalas pelukanku, aku bisa merasakan nafas hangatnya yang menerpa tengkukku membuatku sedikit bergidik, tak lama kami melepaskan pelukan kami.

Siwon mengambil 2 buah kotak berwarna cokelat dan menyerahkannya padaku,  aku menatapnya bingung saat menyadari itu adalah kotak kue, “Jangan memasang ekspresi seperti itu dulu, bukalah.”

Aku membuka 2 kotak itu sekaligus, terlihat ada 2 kue berwarna hijau dan ungu, aku masih menatap kedua kue itu sampai sebuah suara terdengar, “Kau tahu kan aku mencintaimu? Dan aku ingin kau menjawab ‘iya’ atau ‘tidak’nya dengan kue ini…..jika kau memilih greentea cake artinya kau menerimanya, tapi jika kau menolaknya kau bisa memilih blueberry cake. Setelah itu, makanlah kue itu”

“Aku menunggumu”

Sekarang konflik batin mulai terjadi di dalam hati dan pikiranku, jika aku menerimanya aku bisa berpacaran dengan seorang Choi Siwon, pria yang kucintai sejak lama…tapi aku takut dia merasa tidak senang dengan hobiku yang sering membaca novel, menonton kdrama, dan mengidolakan Lee Minho dengan fanatik.

Jika aku menolaknya, membayangkan penyesalan yang amat besar akan terjadi di masa depan saja sudah membuatku meringis, aku benar – benar bingung harus memilih ‘greentea’ atau ‘blueberry’.

Siwon masih menatapku dengan ekspresi gugup yang tertahan, terutama ketika tanganku sudahh tergerak mengambil sendok yang sudah dia siapkan, sejujurnya aku agak ragu dengan pilihanku ini, tapi inilah keputusanku. Ya, mungkin inilah yang terbaik untuk hubungan kami.

Siwon menatapku tak percaya dengan apa yang kupilih, dari tatapannya terlihat dia masih mengira aku salah memilih kue karena….ya benar, aku memilih blueberry cake. Ya aku tahu dengan pasti kenapa aku memilih kue itu, tatapan kecewa tergambar jelas dibalik mata Siwon saat aku menatap mata tajamnya, “Jadi…….kau menolakku?”

Aku masih menatapnya dengan intens, tak lama aku tersenyum geli sambil terus memakan blueberry cake ini, “Tentu saja tidak, chagi. Aku’kan alergi greentea” kataku sambil ‘menciumnya’ dengan krim di kue – kue itu.

Tatapan Siwon kini berubah, matanya terlihat berbinar saat menghadapi kenyataan bahwa kami sudah resmi berpacaran, “Jadi…..kau menerimaku?” aku mengangguk cepat.

CUP~!

Dengan gerakan cepat Siwon mengecup bibir tipisku, kembali kurasakan semburat merah menghiasi kedua pipiku, “Gomawo chagi, terimakasih kau mau menjadi pendamping hidupku.”

Kami kembali berpelukan dengan erat dengan status baru, yaitu sepasang kekasih yang akan mencoba menjaga keutuhan hubungan mereka sampai waktu yang memisahkan 2 jiwa ini. Because true love doesn’t have a happy ending, but true Love has no ending.

Love is not about how much you said ‘I Love You’, but how much you can prove that it’s true. Choi Siwon, I LOVE U.

——-

Mr and Mrs Choi Kiho request the pleasure of your company at the marriage of

CHOI SIWON

to the daughter of

Mr and Mrs Im Sangwoo

IM YOONA

 

Sunday, May 7th, 2020

Lotte Hotel Ballroom, 07:00 KST

——-

Ketika cinta berawal dari mata. Aku tidak bisa memberi tahumu kalau aku sudah mencintaimu sejak pertama kali aku melihatmu, apakah ini yang dinamakan ‘Love at First Sight’? Kau tidak tahu bagaimana rasanya saat melihatmu entah bagaimana seluruh dunia terasa menghilang saat aku melhatmu yang seakan bercahaya dengan terangnya.

And I just realize that….since the very first time I saw you, I knew in my heart it will be you forever.

 

THE END

Gimana sama OS terbaru author? Sorry kalo gak romantic sama sekali karena jujur ini juga idenya datang tiba – tiba pas baca sinopisnya ‘Flower Boy Next Door’ wkwkwk.

Dan untuk ‘Wife For My Husband’ dan ‘Lovely Haters’…….HEHEHEHE author usahakan secepatnya, salam cinta dari anak yoonwon~:*

Okay see you next time, reader~:*

50 responses to “[OS] The New Neighbor

  1. keren ceritanya lucu melihat tingkah Yoona yang mencintai Siwon secara diam2 dan mau melakukan hal konyol setiap bangun pagi memperhatikan dulu Siwon dari jendela agar bisa melihat wajah tampanya walaupun itu akan membuatnya terlambat berangkat kesekolah tdi sempat takut kalau Siwon mencintai wanita lain dan malah mengajak Yoona mengantarnya untuk membeli kado eh ternyata itu semua kejutan untuk Yoona benar2 romantis si abang soo sweet banget ditunggu ff YW berikutnya.

    Like

  2. Dear keren, unn campur2 rasa bacanya, ngakak, sedih, gereget senyum gahe lengkap dah semuanya. Kereen fellnya dapet, moment2nya romantis banget, manis banget deh. Suka sama karakter yoonwon yg kamu gambarkan di ff ini, berasa masih muda yoonwonnya. Tapi unn rasa ada yg ganjal dehsaeng, kkkk sequelny dong^^

    Like

  3. keren thor 🙂
    sederhana critanya tapi so sweet feel nya dapet banget 🙂
    di tunggu ff yoonwon lain nya

    Like

  4. keren thor 🙂
    sederhana critanya tapi so sweet feel nya dapet banget 🙂
    di tunggu ff yoonwon lain nya 🙂

    Like

  5. q mlah merasa ksah ini sprti jln cinta mu sndri krn karakter yoona & siwon oppa hdup bgd
    trnyta bkan yaa…
    q nnggun bgd tuh 2 ff km

    Like

  6. Duh love at the first sight….so sweet lah. ternyata siwon jga suka yoona. Lucu pas yoona cemburu klo siwon mau nembak *cewek* yg ternyata surprisenya ya si yoona…Happy endinf for yoonwon couple.

    Like

  7. Sebenarnya Wonpa udah suka ama Yoona duluan dan rela pindah demi Yoona
    wah senangnya…..
    please make a sequel,pengen tahu gimana Siwon suka Yoona awalnya dan rela pindah demi dia,

    Like

  8. Aku suka ffny…ternyata siwon oppa diam2 juga suka sm yoona eonni, ampe bela2in pindah apartemen dan pindah sekolah…
    Daebak…

    Like

  9. soooo..romantic…keren..kata2 ny aku suka ^^..awal sih bener2 menggambar kan drama Flower boy next door…tapi selanjut ny lain dri tuh drama..good..aku juga suka sama karakter Yoona..gemesin..lucu…nice…Siwon juga,oh sweet bnget ke Yoona…yeeiy pokok ny daebak buat ni ff..

    Like

  10. Ffnya ngg ada masalah yg berat,hhhe
    Trnyata wonppa amoe berkorban bnyak buat dket sma yoong unni,hahhahaha
    Seruuuu critannya

    D tunggu yah next ffnya
    Gomawo

    Like

  11. keren.. sampe merinding bacanya.. suka banget sama karakter siwon disini yang gentleman banget.. ditunggu karya nya yang lain.. figthing 🙂

    Like

  12. Wah.. kali ini genrenya beda ya 🙂
    cinta”an nya yw waktu abg kkk…
    tapi lucu juga sih.. apalagi hobi yoona eonni ngintip wonpa
    kaget banget waktu wonpa minta yoona pilihin kado buat someone specialnya tapi akhirnya sadar juga kalo yang dimaksud pasti yoona eonni ^ ^
    dasar yoona eonni nya aja yang kurang peka *plakk
    Wonpa lucu juga sih, udah tahu yoona eonni jd bentol” abis makan kue green tea eh malah dia nyuruh yoona eonni nrima cintanya pake kue itu, yah jelas lah yoona eonni milih kue yang lain…
    tapi yang pasti jawabannya tetep satu… yoonwon akhirnya bersatu juga 😀

    Like ur story ^ ^

    Like

  13. Ampun gila…bagus banget chingu.romantis banget n bkin syum gaje bacanya.akhirnya setelah nunggu ffmu chingu drimu bikin juga.pasti..aku akan sabar menunggu ffmu wife for my hsbunmu dan jg ffmu yg lainnya.semoga gk lama deh…gomawo

    Like

  14. So sweet siwon.senang dech baca cerita yg berakhir happy ending..apalagi tuk yoonwon..chingu dtunggu cerita lainnya…

    Like

  15. ffnya kereeeeeen aku suka alurnya, yoona yg si gadis periang dan siwon yg walaupun terkesan cool tp ramah dan humoris. tapi satuhal thor ygvaku bingung, kalo yoona udah suka siwon karna pertama kali liat dia bantu nenek nenek trs kejadian apa yg buat siwon jatuh hati sama yoona dan sampe mutusin tinggal sebelahan sama yoona? masih ga nemu knpnya , jadiiii ayo buat sequel ttg before story dari siwon pov dan after story ttg masa masa pacaran dan pernikahan mereka. ayolah thoooor hahhha maksa. gamsa buat ffnya yaaa

    Like

  16. keren OS nya,,, romantis bnget wonppa saat nembak yoona eonni,,,sempat nyesek saat wonppa mau nbak cwek lain eh ternyata tu yoona eonni,,,di tunggu ff mu selanjutnya thor,,fighting

    Like

  17. Ceritanya bener-bener keren eon. aku tau siwon oppa pasti emg udh suka sama Yoona Eonni. tapi aku masih bingung Siwon Oppa pertama ngeliat Yoona Eonnie di mana? tapi tak apalah. YoonWon Romantis bgt!!!

    Like

  18. Ah ini sweet yang gk bkin eneg..
    Kira’in bkal ikutan patah hati, eh ternyata tn. Choi jauh lebih peka. Disitu choi siwon bilang kalo dia pindah rumah + sekolah karna YoonA, jadi Mereka uda pernah ketemu ? #misteri

    ditunggu WFMH + LH nya banget, hahaha.

    Like

  19. hah… akhirny!!! happy ending (dicritanya…)
    tapi aku sedikit bingung,, knp siwon bsa ngenal yoona?? kn dia bilg kn siwon tu pindah rmh dn sklah krn yoona… truz, bgmn bsa dya knal yoona?? yoona aj bru dia, waktu dia baru pindah…
    sekian dri say..
    fighting thor.. thor aku nnti minta pass utk wife for my husband yah… thanks

    Like

  20. kyaa aku suka, ceritanya seru dan lucu 🙂
    ditunggu kelanjutan ff Lovely Haters dan WFMH nya ya 😉
    fighting ^_^)Y

    Like

  21. So sweet banget mereka, haha yoona eonni td nya udah siap2 mau ngerelain siwon oppa buat cewe yg siwon oppa cinta , engga tau nya malah yoona eonni cewe nya 🙂
    Di tunggu FF selanjutnya thor 🙂

    Like

  22. yoona lucu tingkah yoona,, apalagi pas ngintip aktivitas siwon,, pake lup segala,,,wkwkwk
    ceritanya manis,, apalagi pas siwon nyatain cinta ke yoona di cafe,,, jadi selama ini siwon udah suka duluan ma yoona ampe bela2in buat pindah rumah ma sekolah supaya bisa deket ma yoona,,,hoho sayangnya di sini gak dicritain gimana dulunya siwon bisa suka ma yoona ><
    ditunggu karya ff nya yang lain yang gak kalah keren 😀

    Like

  23. aigo…yoonwon lucu bgt,sma” suka tp g lgsg terusterang mlh bkin yoongie nya sempat patah hati gtu…
    daebak thor…
    dtggu ff” laennya…^^

    Like

  24. Ternyata wonppa yAnNg lbih dlu ska sma yoona eonni,,,,

    Tpi aq maSih bingung ama alur crta Nya bagaimna wonpa bsa ska sma yoona eonni?????? Dan wonppa pertama liat yoona eonni di mna????

    Tpi certa nya keRen koK 🙂 : )

    Like

  25. Akh, aku kira yoona akan menolak siwon. Ternyata yoona menerimanya,,
    #bahagia,, ditunggu ff karya eonnie selanjutnya, dan jgan lupa untuk wife for my husband nya juga .. Aku sgat merindukannya^^

    Like

  26. Iya betul.. Aku juga sebenernya bingung, soalnya kan Siwon bilang aku pindah rumah dan sekolah karena kamu. Nah, Siwon nya berarti pernah kenal/ketemu Yoona juga dong? Sekuel please eon! 🙂

    Like

  27. Huaaaaaaaaa hahahahaha lucuuuuu !!!!!! Lah ? Tapi knp siwon pindah rumah + sekolah karna yoona yah ? Emang sebelumnya udah pernah ketemua yoona ??? Dimana ??? Lahhhh ??? Tapi KEREN pokoknya SUKAAAAAA

    Like

  28. aq udh bca n comment ff kmu di YWK, aq ska sm alur critanya,, tp aq msih bngung krna alasan siwon yg blng pndh rumah sm skolah karna yoona,, knp gk dicritakan lbih lanjut???
    tp aq sk sm bhasa yg kmu pke dsni ..
    oh iya, aq nunggu2 ff kmu yg lovely haters chap end nih,, kpn di publish??
    ditunggu lho ..
    gomawo 🙂

    Like

  29. hehhehe, akhirnya ada ff baru lagi nih 🙂 aq suka banget ma critanya
    Oh iya q juga nunggu ff u yg lovely haters chap 3,
    Semangat Kezia 🙂 Gomawo
    Usul dong FF Yoonwon tentang bodyguard : p

    Like

  30. Romantic abizzzz , sukaa ma karakter yoonwon disini, ngarep bgt ni jd nyata ^^~
    Ayoo sapa yg bakal dateng ke acara nikahx yoonwon 2020 tar???keekkkkkk
    Ditunggu hutang2 lanjutan FF mu saeng jiaahhhh 🙂

    Like

  31. hwaa. keren banget
    yoonwon romantic baneet
    aku paling suka kalo baca os
    karena ga bikin kepo
    suka sering kepikiran kalo baca ff bersambung terus endingnya bikin kepo. hehehe
    seringw bikin os ya chingu.

    Like

  32. Ternyats siwon opa lebi dulu cinta sama yoona,yaampun siwon oppa romanti nya waktu ngungkapin perasaannya sama yoona.geli juga waktu yoona cemburu sama dirinya dendiri.

    Like

Give me your LOVE!